“Turunkan senjatamu, atau aku akan menghapus data ini,” Benjamin langsung mengancamku.
Pandanganku kembali ke arah pria paruh baya itu. “Data tentang misi terakhir Aaron Declan?” tebakku, melihat bagaimana Aaron nampak tak berkutik saat ini.
“Sepertinya kau sudah memahaminya.”
“Kurang lebih,” ucapku tanpa menggubris seringainya.
“Aku serius akan menghapusnya! Declan, suruh dia menurunkan senjatanya!” kini orang pemerintahan itu menaikkan nadanya.
“Riv, kumohon,” Aaron langsung mencegahku bersuara saat aku akan membuka mulut.
Kupandang tajam orang di sampingku itu, sedikit kesal saat harus menyerahkan seranganku pada target kami. Namun melihat kami lebih terancam daripada target kami, akhirnya aku munurunkan ancaman senjataku, lalu mengangkat kedua tanganku.
“Lepaskan dan tendang ke sini,” Pak Forte kembali menginstruksi.
Masih dengan wajah tidak senang, aku melepaskan senjataku, meletakkan di bawah, lalu menendangnya ke depan, ke luar jangkauanku. Saat aku merunduk, kulihat sekilas ternyata pemilik ruangan yang sesungguhnya sedang terkapar di bawah samping si pengancam. Senyum pahamku terpancar sebelum memandang kembali Pak Forte.
“Ya, aku tidak ragu untuk melakukannya pada kalian juga,” Benjamin nampak menangkap senyum tipisku. “Sekarang, biarkan aku pergi dan kalian akan selamat untuk hari ini.”
“Kau akan meninggalkan kekasihmu?” tanyaku mencegahnya gembira atas rencananya barusan.
“Kekasihku?” ia mengerutkan kening.
“Oh, dia aman di kamar atas. Kupastikan pintu kamarnya terkunci dan dia tidak akan keluar untuk saat ini,” jelasku. “Kurasa dia terlalu panik untuk menyembunyikan perbuatannya—perbuatan kalian—“ koreksiku dengan cepat, “mengingat bagaimana ia membawa map-map berisi laporan keuangan perusahaan Gold.”
Lawanku kini terdiam dengan wajah memerah.
“Ya, kau memanfaatkan Bella Pound yang ahli keuangan untuk memanipulasi data keuangan perusahaan Gold dan memanfaatkan laporan itu untuk menutup mulut Peter Gold saat mulai menyelidiki dirimu,” aku mulai membuka penjelasan kasus kami. “Tapi Peter Gold tidak bergerak sendiri. Ia menyewa orang lain untuk menyelidikinya, baik pada perusahaannya sendiri, maupun keterlibatan orang-orang pada data yang sedang kau ancam untuk kau hapus itu."
Pandangannya membeku mendengar penjelasanku barusan.
Kuarahkan kepalaku pada orang yang ada di sampingku lagi, “Peter Gold adalah klienmu,” ucapku sebagai kunci utama kasus kami.
Aaron menarik sisi kanan bibirnya, tersenyum tipis mengakui bahwa ia telah tertangkap basah akan suatu penjelasan. Ia merasa kalah saat aku berhasil mengungkap klien yang selama ini telah ia tutupi dengan baik.
“Itulah kenapa Peter Gold meminta waktu untuk memberikan data itu padamu, karena ia memang tidak memilikinya. Dia berencana mengancam orang yang terlibat dalam kasus ini untuk menyerahkan data itu padanya. Dia juga membutuhkannya sebagai bukti bahwa perusahaannya tidak sepenuhnya terlibat dalam misi terakhirmu itu,” jelasku kembali.
Keduanya tidak membuka mulut, hanya memandangku tanpa bergerak.
“Sean G sebenarnya juga melihat kau sedang terlibat sesuatu, tapi kau mengalihkannya dengan cara mengajaknya bermain poker,” aku kembali mengeliminasi daftar tersangka. “Jadi, kunci utama keterlibatan antara Charles Dixon, Sam McKanzie, James Spark, Daisy Sarry, dan Peter Gold adalah kau, Ben Forte. Bagian staf keamanan negara.”
Orang yang sedang kusebutkan itu tersenyum licik.
“Charles Dixon yang menjadi kepala distributor membeli beberapa bahan yang akan digunakan oleh perusahaan Mega dan RedFlame dalam membuat senjata. Mereka bertiga sepakat membuatnya dengan bahan berkualitas rendah untuk mencari keuntungan lebih. Sebagai kamuflase dari produk buruk itu, mereka bekerja sama dengan perusahaan Gold yang bergerak di bidang teknologi untuk menambahkan beberapa fitur sederhana di produknya. Rencana kalian berhasil dan mendapatkan keuntungan sesuai dengan yang kalian mau. Tapi semua tidak akan berjalan lancar jika produk itu tidak lolos dalam uji kelayakan. Dan situlah peranmu, Ben Forte,” jelasku.
Kedua orang yang masih berdiri denganku dalam satu ruang itu masih diam.
“Perlahan, pemerintah dan kepala keamanan negara mulai mencurigai adanya permainan ini. McKanzie dan Spark mulai goyah dan ingin menyudahi permainan mereka. Begitupula Peter Gold yang menyadari bahwa teknologinya disalahgunakan sejauh itu. Maka, kau menyusun rencana untuk memeras rekan sepermainanmu itu, dengan menyadap mereka melalui perhiasan yang sudah dimodifikasi.”
Tidak ada tanggapan.
“Kau mengirim Daisy Sarry untuk menjalankan aksimu melalui Hudson Fashion. Namun Daisy menemukan kesulitan untuk ‘menjual’ secara langsung tanpa dicurigai Edward Hudson. Akhirnya ia menyamarkannya dengan pura-pura membeli dari Point Textile dimana Edward tidak akan mempertanyakan barang-barang dari sana,” aku kembali memaparkan.
Baik Ben maupun Aaron masih memberiku waktu menyelesaikan penjelasanku.
“Kau semakin panik saat mengetahui McKanzie, Spark, dan Gold melakukan konsultasi. Maka kau harus segera menyingkirkan mereka,” lanjutku menjelaskan keterlibatan Leon Merck. “Kau tidak ingin terlihat terlibat dalam masalah ini, jadi kau menyamarkan setiap bayarannya ke rekening perusahaan Gold. Tak sulit melakukannya, mengingat Bella yang memegang laporan itu,” aku tersenyum sejenak, “itu yang membuatnya aneh, karena perbuatan itu terlalu mencolok. Tapi apa boleh buat, karena Bella tidak bisa mengakses rekening pribadi Peter Gold.”
Ben Forte masih tidak bergeming, bahkan terkesan menikmati setiap penjelasanku.
“Kau melakukan semuanya. Kaulah motif dan kunci utama kasus ini. Otak dari kasus ini, orang yang meloloskan produk kualitas rendah itu,” aku menyimpulkan. Pandanganku ke arah Aaron sejenak, “dan kemungkinan, produk itulah yang menjadi kekacauan pada misi terakhir Aaron.”
Tangan Aaron menggenggam rapat dengan rahangnya yang menegang.
Pandanganku kembali pada Ben. “Menyerahlah. Mungkin kau masih bisa selamat setelah ini.”
“Hahaha!” ia tertawa kencang setelah terdiam selama penjelasanku tadi. “Kau menawariku keselamatan?!”
Aku memandang Aaron sejenak, namun dia hanya fokus pada Ben.
“Kau berhasil mengungkap permainanku. Tapi ada sesuatu yang luput darimu.”
Suara langkah tegas terdengar dari belakang kami. Reflek, aku dan Aaron langsung memutar badan, memandang orang yang baru saja datang itu.
“Kau pikir aku tidak merencakan hal ini?” Ben masih tertawa licik.
Kulihat Leon sudah siaga dengan senjata andalan di tangannya, siap menghabisi kami detik itu juga. Bahkan aku ragu bisa mengambil pistol yang kuselipkan di punggungku lebih cepat dari tembakannya. Setidaknya kini kami tahu siapa yang merusak CCTV gedung tadi.
“Baiklah, kurasa kita perlu berbicara secara privasi tentang ini,” Aaron membuka suara. “Mari kita beralih ke rencana B favoritku,” lanjutnya sebelum melingkarkan lengannya pada kepalaku, lalu menyuntikkan bolpoinnya ke leherku.
Tidak ada perlawanan dariku. Perlahan tubuhku jatuh dan tak bergerak.
“Bius ini bertahan 20-30 menit pada orang normal. Tapi aku tahu perempuan ini lebih kuat dari yang kelihatannya. Jadi aku hanya bisa jamin selama 15 menit saja,” jelas Aaron.
“Kau melumpuhkan orang yang akan menyelamatkanmu?” Ben terdengar bingung.
“Sudah kubilang aku ingin bicara denganmu. Dan jika tidak keberatan, hanya empat mata,” sindirnya pada Leon yang masih berdiri di ambang pintu.