“Semua cerita yang kalian dengar kurang lebih benar, kecuali bagian akhirnya.”
Flo, Meera, dan Dean mencondongkan wajah mereka berbarengan.
“Bagian akhir? Ketika The Jersey Devil itu memecahkan kaca dan kabur lewat jendela?” Flo menebak.
Madam Poppy menggeleng. “The Jersey Devil tidak pernah kabur. Dia selalu ada di hutan pinus ini.”
Flo tidak bereaksi apa-apa, begitu pula Meera dan Dean.
Madam Poppy tertawa kecil. “New Jersey ini luas. Dia tidak secara teknis tinggal di Blue Pines. Kalian tidak perlu khawatir.”
“Yah, tetap saja…” Dean berlahan menyandarkan tubuhnya ke punggung kursi.
“Lantas apa yang sebenarnya terjadi?” Meera mengembalikan topik pembicaraan. “Yang kami dengar sejauh ini hanya sampai The Jersey Devil itu melarikan diri dari rumah Mother Leeds, lalu terjadi bencana alam.”
“Satu hal yang tidak disebutkan dalam cerita kalian adalah tentang kematian.”
“Hah? Apa maksudnya?” sontak ketiga remaja itu berseru.
“Mother Leeds meninggal dunia setelah melahirkan The Jersey Devil.” Madam Poppy berhenti sebentar untuk mengelap sudut bibirnya dengan serbet, merasakan tiga tatapan terbelalak yang ditujukan kepadanya. “Dia melahirkan anak iblis, apa yang kalian harapkan? Bahkan seorang penyihir pun tidak akan kuat menanggung suatu hal yang sepenuhnya bukan berasal dari dunia kita.”
“Oke, lanjutkan. Kami mendengarkan,” sahut Meera. Tubuhnya lurus menghadap Madam Poppy.
”Aku punya beberapa pertanyaan tapi akan kutahan untuk sementara waku,” timpal Flo.