Good(bye) Happiness

Junata Fan Dessi Sinaga
Chapter #6

After Lunch

Naya memandang lurus ke luar jendela. Menyaksikan tarian-tarian indah yang diberikan oleh beberapa ekor lebah yang berterbangan dia atas bunga-bunga mawar merah itu. Satu hal yang membuat Naya merasa betah di rumah itu, taman belakang yang di penuhi bunga-bunga indah dan beberapa tanaman hias lainnya adalah salah satu kesukaan Naya. Ia merupakan orang yang suka duduk di jendela memandangi taman yang indah untuk menghabiskan waktunya. 

Tok.. tok.. Suara ketukan pintu terdengar

“Mba, ini bi Rahmi mau ngatar makan siang.”

Naya bergegas membuka pintu itu, sedikit tersenyum Naya menyambut makanan yang diantarkan padanya.

“Kita makan bersama saja bi.” Ajak Naya lalu menutup pintu kamar dan menuju ruang makan bersama bi Rahmi.

Suasana makan siang itu, terlihat sangat damai. Tak terlalu banyak percakapan karena Naya tipe orang yang diam saat makan. Bi Rahmi pun terlihat sangat menikmati makan siang bersama itu, dalam hatinya ada rasa lega karena Naya mau makan bersama dan tidak mengurung diri di kamar.

Setelah selesai menyelesaikan acara makan siang mereka terlihat bi Rahmi sibuk membereskan piring kotor mereka.

“Bi, Naya ke taman belakang ya.” Ucapnya setelah membantu membersihkan meja makan. Bi Rahmi hanya menganggukan kepalanya, ia sudah hapal dengan kebiasaan Naya meski baru beberapa hari tinggal disana. Ia akan pergi ka taman setelah menyelesaikan makannya.

**

Reynan memijat kepalanya yang terasa sedikit pusing, dari pagi sampai siang pasiennya sangat banyak yang berdatangan karena ia sempat mengambil cuti 4 hari untuk merawat Naya di rumahnya. Semenjak kedatangan Naya ke rumahnya, pasiennya itu sering mengalami mimpi buruk entah apa penyebabnya Reynan tak tau pasti.

“Ayo makan siang.” Ajak salah satu rekan kerjanya Reynan

“Ah, sebentar aku mau menelpon orang dulu. Tunggu saja aku di depan.” Pinta Reynan. Ia lalu mengambil ponselnya di dalam laci meja kerja dan mencari kontak orang yang akan di hubunginya.

“Hallo bi” Sapanya pada orang yang menerima panggilan telepon itu.

“Bagaimana keadaanya?” Tanyanya lagi.

Lihat selengkapnya