Good(bye) Happiness

Junata Fan Dessi Sinaga
Chapter #7

2 hari lagi

Hari berlalu dengan cepat, tak terasa sudah 1 bulan Naya tinggal di kediaman dokternya itu. Tak banyak yang berubah terutama sikap dingin dan cuek Naya pada Reynan. Namun setidaknya ia bisa mengatasi sedikit rasa trauma yang sering datang begitu saja. Reynan sering datang untuk menenenangkannya jika mimpi buruk, ada Choco yang bisa dia ajak bermain bersama di taman belakang, ada Bi Rahmi yang bisa diajak berbicara walau tak banyak, dan ada juga Kak Alin yang terkadang mengajaknya berbicara hal-hal acak. Setidaknya, untuk sebentar saja ia bisa merasakan kehadiran orang lain yang begitu hangat padanya.

Sama halnya dengan Naya, kehidupan Reynan berjalan seperti biasa. Ia yang sibuk dengan pekerjaannya dan terkadang mengajak ‘calon’ jodoh pilihan orang tuanya itu untuk makan bersama. Hanya itu, makan bersama tak ada hal lain yang mereka lakukan. Pekerjaannya di rumah sakit serta menjaga Naya di rumahnya, menyita banyak waktu pria muda itu.

**

Siang ini Naya terbangun dari tidur singkatnya dengan banyak peluh yang membasahi. Satu kata yang bisa menjelaskan ‘mimpi buruk’, ya itulah yang terjadi. Ia tak tahu kejadian buruk masa lalu itu terus saja berputar-putar di mimpinya. Mecubit kuat kedua lengannya sambil mencoba mengatur napas yang memburu. Untuk kali ini, ia tak ingin berteriak atau pun menceritakan mimpi ini pada Bi Rahmi dan juga Reynan. Sudah cukup menurutnya membuat Reynan sering terjaga di malam hari, dan Bi rahmi yang tak bisa fokus mengerjakan tugas rumahannya karena harus mengurus Naya.

“Vin.” Ucap Naya lirih masih dengan napas yang memburu.

Setelah merasa cukup baik, Naya berjalan lemah menuju jendela kamarnya yang langsung menghadap taman bunga itu.

“Ah, sebentar lagi ya? Pantas saja.” Ucapnya pelan sambil menutup wajah dengan kedua tangannya.

Tok.. Tok.. Suara pintu kamar Naya di ketuk. Sudah jam 1 siang, pantas saja. Itu pasti Bi Rahmi yang memanggilnya untuk makan siang. Naya hanya menjawab dengan teriakan, menginstruksikan untuk menunggunya di meja makan.

Setelah 5 menit memperbaiki penampilannya, Naya menyusul Bi Rahmi di meja makan. Mereka berdua makan dengan tentram tanpa banyak pembicaraan. Setelah selesai makan, Naya seperti biasa akan pergi ke taman belakang untuk melihat bunga-bunga indah bersama Choco.

“Choco, apa kau senang ada aku disini?” tanya naya sambil mengusak lembut kepala Choco yang tertidur di atas pangkuannya.

“Choco, sebentar lagi aku akan pergi jangan merindukanku ya.” Ucapnya lagi dengan nada sedih. Entah apa maksud dari kata-kata perpisahan yang terlontar dari mulut wanita itu. menurutnya sebentar lagi ia akan pergi, entah kemana ia tak tahu yang jelas ia akan pergi jauh.

**

 “Nay, kau tak ingin bercerita tentang Kevin?” tanya Reynan membuka sesi konsultasi mereka.

Lihat selengkapnya