“Dimana Kevin ma?” tanya gadis kecil itu ketika terbangun setelah 3 hari dinyatakan koma.
“Tenanglah dulu. Kau masih sakit, nanti kita akan bertemu Kevin.” Ucap wanita yang di panggil mama itu.
**
“Ma, apa hari ini kita akan bertemu Kevin?” tanya antusias gadis itu.
“Ya tentu saja. Nay udah merindukannya kan?” tanya lembut wanita itu. Gadis kecil itu hanya mengangguk sambil tersenyum bahagian.
Setelah 15 menit berkendara, mobil itu berhenti di tempat yang sangat asing baginya. Terdapat banyak pepohonan rindang dan tanah yang sangat luas. Perlahan gadis itu berjalan dengan di tuntun oleh mamanya, menuju satu tempat yang terdapat nisan bertuliskan Kevin Aditya 1995-2010.
“Ma kenapa ada nama Kevin disini?” tanya gadis itu penasaran. Mamanya sudah tak bisa menahan tangis yang sedari tadi hendak keluar.
“Naya sayang, sekarang Kevin sudah tidak tinggal bersama kita lagi, sekarang Kevin tinggal sama Kakek Daren di Surga.” Ucap wanita itu dengan lembut.
“Maksud mama?” tanya gadis kecil itu yang ternyata bernama Naya. Air matanya sudah perlahan mulai turun.
“Saat kecelakaan kemarin Kevin tidak dapat di selamatkan sayang. Jadi Kevin sekarang sudah tenang bersama Bapa di surga. Naya jangan sedih ya, Kevin kan tidak suka melihat Naya menangis, Naya harus terus tersenyum agar Kevin juga tidak bersedih di langit sana.” Jelas Mamanya dengan lembut, tak lupa juga ia mengelus pelan kepala putrinya itu.
Air mata tak dapat lagi di tahan, gadis itu menangis dalam diamnya. Potongan kejadian tiga hari lalu terus berputar di kepalanya. Bagaimana mereka tertawa dan bernyanyi bersama sepanjang jalan, bagaimana mereka memikir rencana bermain di taman, semuanya terus berputar dan menjadi kesedihan yang sangat mendalam. Ia terus menangis tak tau berapa lama, hingga akhirnya kesadaran dirinya hilang.
**
Pagi itu, mentari telah beranjak dari tempat peristirahatannya. Cahaya emasnya memaksa masuk melalui celah gorden jendela yang tertiup angin. Lama kelamaan cahaya itu mengusik tidur nyenyak Naya.