Good Girl Problems

Donquixote
Chapter #5

Problem 1 #5

Tingkat 12 bebas pelajaran kelas. Pulang pun lebih awal pada pukul sebelas siang. Nicky menghabiskan waktunya dengan tidur di kelas, temannya yang lain sibuk bercerita kemana-mana.

Dirinya sendiri heran mengapa dia harus masuk jika tau tingkat dua belas sudah tidak ada jam pelajaran. Mungkin karena di apartment-nya tak seramai sekolahannya, iya, lebih baik masuk daripada kesepian di rumah.

Kurang beberapa minggu lagi yang tersisa. Tidak ada salahnya berkumpul untuk terakhir kalinya bersama teman-temannya. Hal yang lebih membuat Nicky rindu adalah panggilan untuknya. Ketika seseorang atau guru memanggilnya mengurus orang sakit di UKS.

Benar Nicky akan merindukan saat namanya disebut karena dibutuhkan bantuannya.

"PMR dipanggil bu Desi," ujar Yuri dari ambang pintu.

Teman sebangku Nicky menepuk-nepuk bahu Nicky. Ia bermaksud membangunkan Nicky, sebab panggilan itu tertuju pada Nicky, siapa lagi di kelasnya yang menyandang gelar PMR.

Nicky terbangun. Ia mengusap sudut matanya sampai bersih. Melepas ikat rambutnya seraya beranjak dari tempatnya, berjalan menghampiri Yuri. Wajah kenyal Yuri membuat Nicky iri, dari dekat sangat cantik kulit Yuri. Kulit wajah Nicky nampak kuning pucat, lingkar mata terlihat itu karena Nicky tak pernah menggunakan make up. Kemana pun Nicky pergi ia tak pernah mengenakan make up kecuali pelembab kulit.

Menghela napas, sebab kulit susu Yuri semakin membuat Nicky frustasi. Yuri benar-benar pintar berdandan dan merawat kulit.

"Ada apa Yuri?" tanya Nicky yang sibuk mengikat kembali rambutnya.

"Dipanggil ke UKS sekarang, katanya,"

Kaki-kaki Nicky melangkah menuju UKS. Yuri berjalan di samping Nicky. Ruang UKS berada di bawah, beberapa menit kemudian mereka sampai di ambang pintu UKS. Disana bu Desi sedang berbicara dengan Nana yang duduk di kursi, kemudian bu Desi berbicara dengan Shannon yang terbaring di kasur.

Beberapa langkah Nicky telah di hadapan bu Desi. Menunggu bu Desi selesai berbicara barulah Nicky memberanikan diri bertanya.

"Gimana bu?" tanya Nicky.

"Ibu ada kelas, tolong kamu yang urus mereka ya," pinta bu Desi.

"Iya, bu." sahut Nicky singkat.

Bu Desi pun keluar terburu-buru. Kini tinggal empat orang yang di dalam ruangan. Dua orang sakit satunya duduk menemani dan satunya adalah Nicky yang terlebih menghampiri Shannon yang terbaring di kasur.

Tubuh Shannon terselimuti hingga leher. Wajah Shannon pucat, bibirnya pecah-pecah dan sepasang matanya terlihat bengkak. Nicky menebak bahwa Shannon sakit perut, nyatanya Shannon memegangi perutnya.

Pertama-tama Nicky memeriksa suhu tubuh Shannon yang terletak di kening. Suhu tubuh Shannon dingin, tiba-tiba Shannon menyembunyikan wajahnya ke dalam selimut. Seperti Shannon memnyembunyikan sesuatu pada Nicky.

Lihat selengkapnya