Langit tengah hari begitu menyengat. Nicky terheran-heran dengan semangat para laki-laki yang asik bermain bola di lapangan. Menghiraukan kulit mereka yang mulai tersengat sinar matahari. Tetap bermain sampai kaki-kaki mereka lelah.
Disana Muza bermain tanpa beban. Gelak tawanya menggema, betapa beku hati Muza. Bisa-bisanya Muza tertawa diatas penderitaan orang lain.
Penasaran dan rasa tak sabar untuk menghakimi Muza meluap-luap. Saat ini yang bisa Nicky lalukan menunggu permainan mereka selesai, duduk di tempat duduk tangga yang terbuat dari susunan beton.
Beberapa orang juga sedang memperhatikan gerombolang itu bermain bola. Mana mungkin bangku di daerah Nicky sepi bila mereka yang bermain bola.
Bukannya orang-orang ini suka permainan sepak bola. Alasan mereka menonton pastinya mengamati para pemainnya. Contoh orang yang di sebelah Nicky membicarakan gerombolan itu. Perbincangan mereka pasti tentang asmara. Jelas sekali!
"Muza beneran putus sama Nana," cuap orang itu.
Lirikan mata Nicky terarah pada sumber suara. Nicky tidak bermaksud menguping atau ikut nimbrung membicarakan masalah orang lain, ini kebetulan saja suara orang itu jelas terdengar oleh telinga Nicky. Begitulah cewek, suara mana mungkin bisa dikondisikan.
"Kenapa?" tanya temannya.
"Aku juga belum, tau," lalu orang itu memalingkan wajahnya ke arah Nicky, "Nicky." panggil orang itu.
"Hai," sahut Nicky. Asal saja Nicky membalasnya padahal Nicky tak mengenal apalagi mengetahui nama orang itu.
"Muza sama Nana kok bisa putus kenapa?" selidik mereka. Tercengang Nicky oleh pertanyaannya.
Baru saja orang itu menjadikan Nicky sebagai sumber gosipnya. Bodoh bila Nicky terpancing dan memberikannya bahan untuk membicarakan masalah pribadi orang lain. Apalagi orang lain itu temannya sendiri. Mereka tak mengenal siapa yang dihadapi sekarang. Rasa tak nyaman menanyakan hal seperti itupun tak ada.
Memalukan derajat kaum perempuan. Nicky muak sekali dengan spesies kaumnya yang sejenis ini.
"Aku sendiri nggak tau,"
"Eh, masa nggak tau sih, kan kalian bareng-bareng terus,"
"Beneran aku nggak tau, itukan bukan urusanku, hehe," sindir Nicky halus. Sangking halusnya mereka tak merasa disindir.
Gunduk yang Nicky rasa.
"Aku denger si Nana ketahuan selingkuh," cuap sebelahnya.