Adegan hantu sudah selesai. Nicky kembali berusaha menata layar. Muza kecewa adengan hantu terlalu singkat.
"Yah, udahan," keluh Muza menatap layar.
Muza dengan semangat menunggu hantu keluar. Beberapa menit hantu pun tampak di layar, secepat kilat Muza menarik Nicky menempel di bahunya kembali. Nicky teriak histeris dengan kemeja menutupi kepalanya sedangkan Muza mengusap kepala Nicky, memejamkan mata tak lupa tersenyum lebar menikmati moment asiknya.
"Tenang-tenang ada a'a Muza," ujarnya sumringah.
.
.
.
Diwaktu yang sama.
Diranjangnya, Shannon membaca artikel tentang makanan yang diperlukan untuk ibu hamil.
Mulai dari terbangun dari masa krisisnya dan sentuhan hangat dari orang tuanya. Shannon bertekad merawat kandungannya dengan tak berlarut dengan kesedihan. Mengikhlaskan masalah yang terjadi pada dirinya.
Perubahan kental Shannon dapat ia rasa dalam dirinya. Dulu ia ingin membunuh anaknya, menjebak dirinya dikesunyian mempercayai mentah-mentah bahwa kesendirian yang menemaninya.
Kini Shannon berubah menjadi wanita. Bukan. Berubah menjadi seorang ibu.
Nalurinya mengembang setiap detik. Bertambah matang waktu Shannon mempelajari merawat kandungan, merawat balita dan resep makanan untuk balita hingga menginjak umur 10 tahun.
TV yang ada di ruangan dibiarkan menyala. Kedua matanya menyimak setiap kata pada artikel yang ia temukan di situs website.
Tidak dengan suara ketukan di pintu. Perhatian Shannon berhasil dikecoh oleh suara ketukan pintu.
Seseorang bertamu. Shannon dari dalam mempersilahkan sang tamu masuk.
Tomo yang bertamu. Shannon membenarkan posisi duduknya supaya lebih nyaman. Ia meletakan ponselnya di meja.
Kedatangan Tomo ini sudah ke 2 kalinya. Sebelumnya bersama Kevin dan Muza. Kali ini Tomo datang sendirian membawa kantung plastik berisi buah-buahan. Sesampai di tepi tanjang Shannon, Tomo meletakan buah itu di meja, barulah Tomo duduk di kursi.
"Sendirian kamu, Tomo,"
Tomo menggaruk tengkuknya, "Iya,"
"Makasih ya buahnya, maaf ngerepotin kamu." Ucapnya menyesal.
"Gapapa, buah jeruk gak seberapa harganya." Tomo tersenyum hangat, "Gimana keadaanmu sekarang?"
"Lumayan, tapi badan ku masih lemes gara-gara kebanyak minum obat jadi gini."
Tomo menggangguk. "Kamu udah makan Tomo?" lanjut Shannon.
"Belum, nanti aja,"
"Kebetulan nanti ada makanan khusus buat yang nungguin orang sakit. Kamu makan aja."
"Ha? Serius?" ujarnya.
"Ketauan gak pernah nginep di rumah sakit." Ledek Shannon.
"Aku kalo sakit ke dukun," celetuk Tomo kalem-senyum simpul.
"Obatnya disembur air, ya," timpal Shannon yang tertawa karena candaan Tomo.
Setelah tawa itu. Suasana menjadi tenang. Bebrapa saat mereka menikmati keheningan.
Dibalik tatapan Tomo beribu kalimat ingin ia lontarkan kepada Shannon.
Sebetulnya Tomo telah lama menyukai Shannon. Pertama mereka bertemu, dari ketertarikan sederhana berembang kuat. Oleh sebab itu Tomo menunggu waktu yang tepat untuk mentanyakan perasaannya pada Shannon.