Nicky pun berhasil menarik pergeangan tanganya. Ia berjalan cepat menuju gedung. Tiba-tiba Kevin, Muza dan Tomo keluar dari gedung olahraga. Ia melihat Nicky berjalan ke arah mereka dengan wajah memerah dan airmata mengalir. Mereka bertiga kebingungan.
"Nicky, kenapa lu?" tanya Kevin pelan.
"Tolong anterin aku ke Shannon sekarang, hsk," rengek Nicky.
"Aku anterin," sahut Tomo.
"Shannon kenapa?" tanya Kevin cemas.
"Anterin, sekaraaangg, hsk," mulut Nicky bergetar.
"Udeh, sob, diem," pinta Muza pada Kevin, "nanti gua nyusul." ujarnya pada Tomo. Muza membiarkan Tomo yang mengantar Nicky, karena ini berkaitan Shannon dan Muza tau Tomo menyukai Shannon. Maka dari itu Muza mengutamakan Tomo.
"Gua berangkat dulu,"
"Ati-ati, jan ngebut, Tomo," pinta Muza.
Tomo sempat mendengar itu dari kejauhan. Ia berjalan cepat bersama Nicky.
Mereka berdua menggunakan motor menuju rumah sakit.
.
.
Tomo menjalankan motornya dengan cepat. Nicky berpegangan erat pada bahu Tomo, sembari meghentikan tangisannya. Tetapi isakan Nicky jelas terdengar, sungguh isakan itu membuat Tomo berpikiran aneh tentang keadaan Shannon.
Berusaha tenang meskipun sebenarnya Tomo panik. Melihat Nicky- menangis meghampirinya, lalu menyebutkan nama Shannon. Jantung Tomo terpacu seketika, yang ada di pikirannya hanyalah Shannon. Berdoa berharap Shannon baik-baik saja.
Sesampai di rumah sakit bangsal yang dihuni Shannon sepi. Shannon tidak lagi tiduran di atas ranjang di depannya sekarang. Nicky pun merogoh kantong di celana, mencari ponsel, ia menepuk keningnya teringat ponselnya tertinggal di tas yang masih di gedung olahraga.
"Shannon di mana?" tanya Tomo mengatur napasnya.
"Aku pinjam ponselmu, Tomo,"
Lantas Tomo memberika ponsenya kepada Nicky. Nicky mencari kontak Shannon. Ia keluar dari bangsal diikut Tomo dari belakang.
Beberapa kali sambungan tidak diterima. Dan akhirnya saat mereka masuk ke dalam lift, Shannon menerima panggilan dari Nicky.
"Shannon!?" sentak Nicky. Tomo pun berdebar-debar dan memperhatikan Nicky dengan seksama.
'Nicky?' Shannon memastikan bahwa suara yang didengar Nicky bukan Tomo.
"Kamu ada di mana Shannon?" tanya Nicky sebisa mungkin tenang.
'Aku di bandara,'
"Bandara?!" ralat Nicky. Pintu lift terbuka. Mereka berdua keluar dari lift. Tomo pun memimpin jalan Nicky ke arah motornya.
'Iya, tadi aku ngirim kamu pesan pamitan.'