Sepulang dari perjalanan Nicky mengunci diri di kamar. Menangis hingga matahari tenggelam, masih betah menempekan wajahnya di bantal.
Airmatanya kering tepat pukul tujuh malam. Waktu itu Nicky membersihkan diri, menata kamar, makan kemudian menatap layar TV menunggu kabar dari Shannon.
Ia terus memikirkan Shannon. Apakah sebenarnya Shannon membecinya? Apakah Shannon lupa menghubunginya?
Apakah Shannon menghindarinya? Bila teringat jarak Canada dengan Indonesia sangatlah jauh, fakta itu mampu mengikis pemikiran negatif Nicky.
Karena Shannon, Nicky melupakan malam ini adalah malam pesta perpisahan sekolahannya. Memang Nicky tidak mau datang, sesungguhnya melupakan malam pesta perpisahaan sebuah keringanan bagi Nicky. Seandainya Nicky mengingat pesta itu, yang akan dia ingat adalah Yunos.
Dan Yunos yang ada di sekolah sedang memainkan gitar bersama band. Tomo sama seperti Nicky, ingin membenci Yunos tetapi Tomo tahan. Setiap pukulan Tomo pada drumnya adalah suara amarah. Memukul sembari melihat punggung Yunos, dada Tomo seolah-olah sebuah panci yang berisi air mendidih yang meluap-luap.
.
.
.
Para mantan siswi yang melihatnya terkesima kagum dengan Tomo. Nyatanya ekspresi kaku dan serius Tomo bukan gimmick. Alis yang mengernyit, mata tajam dan kening tertekuk-tekuk itu karena Tomo stress menahan amarahnya.
Ketika musik berhenti. Muza memegang mic.
"Ada lagi yang mau menyumbang lagu?" tawar Muza.
Teman-teman Haruka menyorakkan nama Haruka. Haruka pun tersenyum malu, ia awalnya menolak namun Muza yang di atas panggung ikut menyemangati dirinya. Lantas Haruka mempunyai keberanian maju ke panggung, menyumbangkan sebuah lagu.
Lagu yang bejudul 'Say U won't let go- James Arthur'.
Semua orang menyalakan senter ponsel mereka. Mereka ayunkan ke kanan dan ke kiri, mengikuti irama music, menikmati lagu yang dibawakan Haruka.
Sesekali Haruka menoleh ke arah Muza. Lagu itu ia tunjuk untuk Muza. Sudah lama Haruka menyimpan perasaanya hingga Muza mengetahuinya, berpura-pura tidak tau.
Menyayikan lagu itu membuat Haruka mengenang masa lalunya. Masa dimana dia mulai bertemu Muza di kelas yang sama. Ketika pertama kalinya Haruka tertarik Muza di kelas biologi, melihat Muza kegirangan seperti anak kecil saat membedah ikan. Dan waktu study tour kelas 2, Muza duduk di sebelahnya hingga tidur di bahu Haruka, moment itu yang membuat Haruka yakin bahwa dia menyukai Muza.
Tepuk tangan semua orang menghentikan kenangan yang berputar di benak Haruka.
Haruka menoleh ke arah Muza. Muza menggandeng tangan Haruka, mengangkat ke atas lalu mengajak membungkuk 90'.
Pertunjukan selesai. Ada yang masih makan, mengobrol, berdansa di tengah dan ada yang keluar menikmati pemandangan.
Muza memasukan gitarnya. Sementara Tomo, Kevin dan Yunos duduk di sambil menikmati makanan, lebih tepatnya menemani Kevin menikmati makanannya dua donat dan soda. Muza bergegas pergi, Haruka yang dari kejahuan yang terus mengamati, akhirnya mengikuti Muza.
Dari kejauhan Haruka memanggil Muza. Suara Haruka terdengar ketika mereka tiba di parkiran. Muza menoleh ke belakang, mendapati Haruka berlari pelan menuju dirinya.
"Muza tunggu," Muza menunggu Haruka hingga Haruka telah berdiri di hadapannya.
"Muza,"
"Muza tunggu, "