Jay bercermin di cermin untuk menit yang kedua puluh.
Sepuluh menit lagi ia tidak beranjak dari posisinya, sudah dipastikan ia akan terlambat ke kantor.
Siapa yang peduli? Kan gue calon bosnya.
Andai saja Jayusman bisa berkata demikian. Pasti tidak akan serepot saat ini, ketika dirinya sadar waktu sudah menunjukkan pukul enam seperempat. Ia tidak perlu buru-buru meninggalkan kosan yang sudah menjadi tempat tinggalnya hampir lima tahun belakangan.
Stasiun Depok-Cawang adalah rute yang biasa Jayusman lewati untuk sampai di kawasan MT Haryono apabila ia malas mengendarai sepeda motor.
Bukan tanpa alasan, Jayusman memilih tinggal di Depok. Hal itu ia pilih karena dua alasan, yaitu:
Pemuda itu meraih kunci yang tergeletak di atas kulkas.
Dengan sedikit tergesa-gesa ia mengendarai sepeda motornya menyusuri jalanan Ibu Kota.
Berdasarkan surat keputusan Direksi No. 378/DIR/2019 perihal "Mutasi Pegawai dan Apresiasi Pegawai Teladan" berikut nama-nama pegawai (terlampir) agar segera menghadap Senior Vice President kantor pusat untuk mendapatkan pengarahan dan asesmen perihal tersebut di atas.
Demikian disampaikan, atas perhatiannya diucapkan terima kasih.
Senior Vice President Accounting Division
Ttd Bambang Trisnadi
Sebuah surat yang beberapa hari lalu diterima Ayunanti sebagai kabar mengejutkan di siang bolong.
Gadis itu syok bukan main ketika membuka email dan mendapati sebuah pesan masuk yang ternyata adalah SK Direktur di mana pada salah satu lampirannya tercatat namanya di sana.
Aneh tapi nyata. Meskipun Ayunanti tak pernah sekalipun bermimpi mendapat promosi apalagi sampai naik ke kantor pusat mengingat selama ini, sebagai kepala cabang sikap dan perilakunya tidak mencerminkan atasan yang patut diteladani.
Namun faktanya bukan hanya sebuah promosi, melainkan sebuah keputusan bahwa seorang Ayunanti mendapat tanggung jawab baru.
Ayunanti menghela pelan. Ia bingung harus bahagia atau harus kecewa. Kehidupan lama yang sudah mendarah daging tak bisa begitu saja ia ubah. Rekan-rekan di kantor cabang yang sudah seperti keluarga harus rela ia tinggalkan.
Meskipun banyak kekurangan, namun di mata anak buahnya, Ayunanti adalah sosok pemimpin yang asyik dan tidak membosankan. Gaya kepemimpinan yang santai dan ramah 'anak muda' alias gaul membuat wanita itu menjadi kepala cabang favorit pilihan karyawan. Alhasil, tanpa sepengetahuannya ia mendapat promosi kenaikan jabatan.
***
Ayunanti kembali menarik ulur desah napasnya untuk yang kesekian kali.
Gadis yang tengah duduk di belakang meja kerja sementaranya sebelum ia menempati ruangan baru itu tengah dilanda kebosanan yang teramat sangat.
Terhitung sudah tiga hari sejak ia menerima surat itu, gadis itu menempati meja di sebelah ruangan Senior Vice President yang genitnya minta ampun.
Belum lagi, sekertaris boss-nya yang apabila mulai bersuara terdengar seperti suara tumisan sayur kangkung yang baru saja masuk minyak. Itu belum seberapa.
Parahnya lagi, sekertaris itu selalu membusungkan dada dan menggoyang-goyangkan pinggulnya setiap kali melenggang melewati karyawan cowok.
Dan hal itu membuat Ayunanti ingin muntah seketika.
Ada-ada saja memang kelakuan orang-orang kantor pusat untuk mendapat perhatian. Perilaku sekretaris itu adalah bagian kecil dari banyaknya sifat manusia-manusia penjilat yang ingin mulus karirnya dengan cara instan.
Ayunanti berdecak dengan kepala yang menggeleng lemah. Jemarinya masih menggenggam kertas yang telah berulang kali ia baca seolah belum pernah dibaca sebelumnya.
"Mungkin karena persaingan di kantor pusat lebih ketat daripada di kantor cabang maupun kantor wilayah kali, ya," gumamnya pada diri sendiri.
Dan hari ini, Selasa, 31 Maret, hari yang sangat ditunggu-tunggu Ayunanti akhirnya datang juga.
Hari penandatanganan komitmen jabatan baru. Kantor baru. Tim baru.
"Akhirnya, sebentar lagi bebas juga dari si tua bangka Trisnadi." Paras cantik itu mengukir senyum bahagia seolah ia baru saja memenangkan undian sebuah apartemen mewah.
Saking girangnya menyambut hari-H, Ayunanti sampai tak sadar kalau dirinya datang lebih pagi dari biasanya. Rupanya, alam bawah sadarnya yang membawa gadis itu bertingkah layaknya gadis yang baru saja akan menjalani kencan pertama.