“Aduuuh.” rintihnya menahan sesak.
“Kenapa kebelet pipis sih?” keluhnya sambil terus mencari toilet umum. Mata Nadia jelalatan mencari plankat toilet di sudut-sudut koridor. Bingung tidak menemukan toilet sampai Nadia nyasar ke ruang karyawan petugas Cleaning Service. Mata mereka melototi Nadia yang cengar-cengir sambil menahan anunya.
“Iigghhh, kok bisa nyasar sih?” gerutu Nadia malu sambil keluar ruangan. Dengan pedenya Nadia masuk ke toilet cowok. Maklum Nadia tidak sempat lagi melihat plankat cowok di sana. Semua plankat hampir sama di matanya. Dengan tenang ia duduk dan mengeluarkan sisa-sisa minuman tadi malam. Cup minumannya diletakkan di samping.
Cuuuuurrrrr…..
“Ahhh, leganya.” gumamnya pelan. Setelah membersihkan pipisnya Nadia keluar dengan tenang sambil menyeruput ice chocolate shake. Tiba-tiba saja dia menjerit histeris.
“AAAAHHHKKKKK!” jeritnya. Jeritan Nadia membuat cowok yang lagi buang air kecil berlonjak kaget. Matanya melotot segede celengan.
“What are you doing here?!” Maki si cowok sambil mengancing resulting celananya. Nadia menutup matanya sebelah lalu menyiram coklatnya ke cowok itu.
BYUUUURRR.
“Hei, Girl! What are you doing?!” Maki si cowok tidak terima. Bajunya kotor semua terkena coklat.
“Eh, you ngapain pipis disitu?! You mau ngintip I ya?” tanya Nadia entang tanpa merasa bersalah.
Si cowok berang. “Hei, girl. What are you talking about?!” tanyanya ketus.
“Kamu nggak usah cari alasan! Aku akan teriak kalau kamu macam-macam!”
“Don’t you see the sign on the door?!” Cowok itu berang. “Kamu nggak melihat tanda di atas pintu?” tanya si cowok ketus.
“Iggh, ini cowok entah ngomong apa pun?” Nadia sewot sendiri.
“You either entered a small room?! And you risk my dress!!”
“Eh, You, nggak usah waswes segala. You udah salah masuk toilet, Wak bucin, alias bule cina!” Nadia tetep ngotot merasa paling benar. Tiba-tiba saja beberapa cowok masuk dan menatap Nadia yang salah masuk toilet. Nadia kaget setengah mati. Mereka melototi Nadia dari bawah sampai ke atas. Nadia mendegut air liurnya.
“Tidaaaakkk!” Nadia menjerit dan buru-buru kabur dari toilet cowok. Malu sekali rasanya.
“Uuugghh, kok bisa salah masuk ya? Bikin malu aja sih.” Umpatnya dalam hati. Nadia berjalan sambil menunduk, lalu duduk di kursi sambil memerhatikan para pengunjung yang seliweran. Dia tidak tahu harus kemana. Yang jelas Nadia saat ini bingung dan takut. Scurity plaza di sudut pintu masuk menatapnya dengan lekat. Nadia salah tingkah, lalu menunduk. Jantungnya bergemuruh kencang.
“Iigh, matanya kayak celengan.” Sungut Nadia ketakutan. “Jangan sampai security itu mendekatiku, bisa kencing di celana nanti aku.” Nadia berharap-harap cemas. Dia duduk di kursi tunggu.
“Excuse me,” tiba-tiba seseorang menyapanya. Nadia kaget lagi. Dia menoleh ke seseorang yang menyapanya. ‘Oh, my God! Security!’ Nadia gemeteran.
“It’s yours?” kata security itu sambil menunjukan kacamata reben milik Nadia yang terjatuh tepat di kakinya. Nadia mengangguk sambil tersenyum kaku. Dia meraih rebennya sambil meringis. Security itu kembali ke sudut pintu bersama temannya berbincang-bincang.