Goresan Pena Azmia (catatan kecil Bram)

R Hani Nur'aeni
Chapter #8

Chapter #8 KEPUTUSAN AZMIA (sebuah rahasia, agustus 2107)

AZMIA

Sesuai dengan julukannya sebagai Kota Hujan, hampir setiap hari tumpahan air dari langit mengguyur Bogor, menyirami semua makhluk Tuhan yang membutuhkan air. Namun, saat ini aku harus meringkuk di rumah sakit karena dehidrasi. Semua makanan selalu dimuntahkan, membuat tubuh menjadi lemah. Ini untuk kedua kalinya harus dirawat. Sebelumnya, dilarikan ke rumah sakit karena pingsan ketika menjemput Mahira di sekolah – peristiwa itu terjadi dua bulan lalu.

Makanan yang masuk ke dalam tubuh tidak sesuai dengan kebutuhan gizi ibu hamil, dokter khawatir terjadi hal buruk pada janin. Dokter Agus yang praktek di RS Permata Bunda Bogor – tempat memeriksa kandungan sejak awal kehamilan – memutuskan aku harus dirawat. Ditambah sakit kepala yang tidak kunjung sembuh, akan dilakukan observasi.

“Mia, aku ke kantor. Nanti sore balik ke sini,” ucap Bram berpamitan.

“Jangan lupa tolong jemput Mahira, bawa seragam sekolahnya. Besok pagi berangkat dari sini saja,” ucapku lirih, mengingatkannya.

Bram mengangguk dan meninggalkan aku seorang diri. Meskipun memaksakan tidur, mata ini tidak dapat terpejam. Rasa sakit di kepala mengalahkan semua rasa kantuk. Ketika  meringis menahan rasa sakit, dr Agus bersama rombongan suster masuk ke dalam kamar sore itu.

“Mia, ada yang ingin saya sampaikan. Masih prediksi awal, belum final.”

Kata-kata yang di ucapkan dr. Agus membuat tegang, ia melanjutkan penjelasannya.

“Saya khawatir ada tumor di kepalamu, Mia. Untuk memastikannya, besok kita adakan pemeriksaan MRI. Tapi, kamu harus dirujuk ke RS PON Jakarta karena alatnya hanya ada di sana.”

Lihat selengkapnya