Grace

Nuel Lubis
Chapter #9

Minggu Epifani : Benarkah Firman Naksir Greyzia?

Ada yang berbeda dari salah satu tokoh utama kita ini. Maksudnya, yang perempuan, si Greyzia Gunawan. Untuk kali pertama, ia bangun dari tidur sembari cengar-cengir tak keruan. Ah, lagi-lagi Cinderella menggonggong.

Dengan rona wajah memerah Greyzia bangkit dari tempat tidur. Ia mempersiapkan makanan untuk anjing Poodle tersebut. Kali ini bukan Royal Canin lagi. Makanan anjing khusus untuk Cinderella sekarang ini pemberian dari salah seorang teman. Bisa dibilang teman barunya Greyzia. Sebelumnya Greyzia tidak mengenal Gideon Pattinama. Gideon bilang makanan anjing itu dibeli di Singapore. Saat itu, Gideon berpelesiran ke Singapore karena menghadiri pertemuan antar penulis tulisan-tulisan religi Kristiani.

Greyzia lalu terkenang pertemuan dengan Gideon pasca perayaan tahun baru.

"Tulisanmu juga bagus, Zia." puji Gideon saat Greyzia menemui laki-laki itu di Kota Kasablanka lagi. "Tapi, hindari pakai bahasa-bahasa yang menjurus ke perumpamaan, ungkapan, atau, yang dalam bahasa Inggris-nya, idiom. Bagaimanapun yang kita tulis ini harus bisa membuat seseorang merenungi makna hidup dan makin mendekatkannya ke Tuhan."

Greyzia mengangguk-angguk sembari menyesap minumannya, jus semangka.

"Oke, deh, nanti saya baca dulu tulisan kamu. Saya baca, t'rus kasih masukan bagian mana saja yang harus kamu edit. Nanti, kalau sudah fixed, saya sodorkan ke teman saya yang saya bilang waktu itu. Yah, kamu tenang saja, penulisnya tetap kamu. Saya nggak sejahat itu. Tulisan orang langsung saya klaim sebagai tulisan saya." ujar Gideon panjang lebar. Ia lalu memberikan flashdisk itu ke tangan Greyzia.

"Makasih, Kak Gideon, atas ilmunya, juga bimbingan serta nasihatnya." kata Greyzia tersenyum.

"Oh iya, kata Firman, kamu punya anjing, yah."

"Iya, jenis Poodle. Usianya tiga tahun."

"Waktu itu, kan, sebelum Natal, saya baru pulang dari Singapore. Mungkin karena khilaf, yah, hahaha, kebeli dog food begitu. Sayang saja, mubazir di rumah terus. Makanya, begitu ingat cerita Firman, kamu pelihara anjing, saya bawa saja ke sini. Bentar." Gideon membungkuk dan meraih sesuatu dari dalam ransel.

"Ini buat aku?" Greyzia mengernyitkan dahi.

"Yah, nggak, lah, Zia, hahahaha." Gideon lepas kontrol untuk tidak tertawa. "Ini buat anjingmu yang di rumah itu. Lucu, yah, kamu. Kayaknya saya paham kenapa Firman naksir berat sama kamu."

Greyzia makin mengernyitkan dahi. Untuk kali ini, kata-katanya lebih ia gemakan dalam kepala saja. 'Bang Firman naksir aku? Yang bener?'

Gideon menyerahkan satu beberapa lembar kertas (yang mungkin berisi tulisan religi ciptaannya) ke tangannya. "Baca saja dulu tulisan saya ini. Pernah dimuat di The Upper Room versi Indonesia beberapa tahun yang lalu. Kamu pelajari, yah, Zia."

"Guk!" Gonggongan Cinderella membangunkan Greyzia dari lamunannya. Greyzia bergegas menuju rak buku. Di sana, ia simpan kertas kliping dari Gideon. Greyzia membaca sekali lagi tulisan Gideon.

Lihat selengkapnya