Grace

Nuel Lubis
Chapter #18

Minggu Keempat Pra Paskah: Saat Greyzia Diizinkan Masuk ke Dapur Lapo

Oh Galih oh Ratna

Cintamu abadi

Wahai Galih, duhai Ratna

Tiada petaka merenggut kasihmu

Terdengar sebuah klasik memenuhi lapo siang hari ini. Cukup banyak pengunjung yang mampir ke lapo. Padahal tak hanya lapo ini, ada beberapa tempat kuliner di sekitar gereja. Namun, untuk minggu siang ini, lapo milik keluarga Tambunan sedang begitu dilirik jemaat-jemaat gereja. Ada apakah ini?

Apa mungkin karena kehadiran sosok perempuan berdarah Tionghoa di dapur lapo?

Perempuan berdarah Tionghoa itu bernama Greyzia Gunawan. Entah apa penyebabnya, perempuan itu sudah mendapatkan izin masuk ke dapur oleh Ibu Tiur, ibu kandungnya Firman. Greyzia terlihat tidak kaku dalam mengurus urusan dapur. Bantuannya cukup bermanfaat untuk dapur lapo tersebut.

"Ini lagu apa, Inang, eh Tante?" tanya Greyzia mengernyitkan dahi. "Eh, aku manggil Tante atau Inang?"

"Sesukamulah, Zia. Mau Inang, mau Tante, aku tak mempermasalahkannya." jawab Ibu Tiur, sembari mengupas bawang putih. "Kalau lagu ini, ini lagu yang cukup legendaris waktu Tante muda dulu. Dari film yang berjudul sama. Jelas kamu kurang tahu. Tapi, mungkin Mama kamu pernah dengar lagu ini."

"Oh," Greyzia mengangguk-angguk, sembari ikut menyenandungkan lagu tersebut. Sembari pula Greyzia memotong kunyit.

"Jarang-jarang ada perempuan generasi sekarang yang bisa membedakan mana lengkuas, mana kunyit. Bahkan adiknya Firman saja, kuminta kunyit, diberikannyalah lengkuas. Pusing kepala Tante dibikinnya." ujar Ibu Tiur menggeleng-gelengkan kepala.

"Bang Firman punya adik, Tante?"

"Punya, lah, dia itu, Zia. Tapi, ibadah minggu di gereja lain. Bukan di gereja ini. Memang Firman tidak pernah cerita ke kau?"

Greyzia menggeleng. "Nggak pernah, Tante. Aku kira dia anak tunggal."

Ibu Tiur berdecak. "Macam mana pula si Firman itu. Amango amang. Tak cerita dia ke pacarnya sendiri soal adiknya itu."

Lihat selengkapnya