Grace

Nuel Lubis
Chapter #28

Minggu Pentakosta: Tanda akan Rujuk

Minggu, 19 Mei. Sekarang merupakan hari Pentakosta. Salah satu hari di mana umat Kristiani sedang memperingati hari turunnya Roh Kudus. Selalu jatuh lima puluh hari setelah Paskah. Dasar Alkitab untuk peringatan hari tercurahnya Roh Kudus adalah Kisah Para Rasul 2:1-41.

Yang diceritakan bagaimana para pengikut mula-mula Yesus berkumpul di suatu rumah yang berada di kota Yerusalem. Mereka menantikan janji Yesus yang akan segera memberikan semacam penolong setelah mereka melihat sendiri Yesus naik ke sorga. Yang di dalam rumah itu pula, terjadilah sesuatu. Tiba-tiba turunlah dari langit suatu bunyi seperti tiupan angin keras yang memenuhi seluruh rumah, di mana mereka duduk. Lalu, tampaklah kepada mereka lidah-lidah seperti nyala api yang bertebaran dan hinggap pada mereka masing-masing. Maka penuhlah mereka dengan Roh Kudus. Segeralah mereka mulai berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain.

Selebihnya, para pembaca bisa membacanya sendiri di dalam Kisah Para Rasul 2:1-41. Itulah yang menjadi semacam dasar Alkitab, bisa dibilang pula, kenapa umat Kristiani dari aliran atau gereja apa pun, merayakan Pentakosta. Bahkan ada beberapa gereja Kristen Protestan yang sebelum hari Pentakosta, mengadakan ibadah khusus, yang umumnya seminggu sebelum hari Pentakosta, yang jatuh pada tanggal 19 Mei.

Pentakosta sendiri berasal dari bahasa Yunani, pentekoste, yang berarti kelimapuluh. Karena tanggalnya bergantung pada tanggal Paskah, seperti yang sudah diberitahukan, maka Pentakosta merupakan hari raya yang dapat berpindah-pindah, yaitu tanggalnya tidak tetap.

Dalam Kekristenan Ortodoks Timur, Pentakosta dapat merujuk pada keseluruhan lima puluh hari Paskah hingga Pentakosta. Pentakosta juga disebut "Minggu Putih" atau "Minggu Whitsunday". Di Inggris, secara tradisi, hari berikutnya, Whit Monday, juga merupakan hari libur umum. Di Jerman, Pentakosta disebut pfingsten dan sering kali bertepatan dengan dimulainya banyak aktivitas luar ruangan dan musim semi. Ini termasuk festival dan kegiatan luar ruangan yang diselenggarakan oleh organisasi pemuda. Terakhir, hari senin setelah Pentakosta adalah hari libur resmi di banyak negara Eropa.

Hal yang sama berlaku pula untuk gereja yang sering didatangi Firman dan Greyzia. Bahkan, sejak tanggal 11 Mei yang lalu, gereja itu sudah mengadakan doa bersama dalam menyambut datangnya hari Pentakosta. Mereka menyebutnya Ibadah Doa Pencurahan Roh Kudus. Yang mana, khusus Greyzia sendiri, perempuan itu hampir mengikuti rangkaian doa sepuluh hari pencurahan Roh Kudus tersebut. Puncaknya adalah tanggal 19 Mei ini.

Greyzia tampak gelisah. Ia baca lagi warta jemaat tersebut. Terutama yang ia baca adalah bagian tenungan, yang seringkali ditulis oleh Pendeta Eddie Tjandra. Padahal ada tiga orang pendeta yang melayani di gereja tersebut. Selain Pendeta Eddie Tjandra, ada Evangelis Andrey Montolulu yang lahir di Tondano, Sulawesi Utara. Juga, yang terakhir, ada Pendeta Binsar Simatupang yang merupakan orang kelahiran Jakarta berdarah Batak.

Dibaca dan direnungkan baik-baik tulisan renungan tersebut.

***

Apa yang Merendahkan Hati

oleh Pendeta Eddie Tjandra

Barangsiapa mencari kehormatan mereka akan kehilangan. Akan tetapi, barangsiapa rendah hati, maka mereka akan mendapat kehormatan.

Lihat selengkapnya