Grace

Nuel Lubis
Chapter #29

Minggu Trinitatis: Masih Mendendam kepada Gideon

Seperti layaknya orang-orang Kristen pada umumnya, bahkan saat mengunjungi tempat-tempat publik seperti mal, baik Firman maupun Greyzia, keduanya masih membawa warta jemaat dari gereja. Untuk Alkitab, mungkin hanya Greyzia yang membawa Alkitab versi fisik. Sementara Firman lebih sering menggunakan Alkitab versi digital layaknya kebanyakan generasi muda sebaya dengan dirinya.

Sementara Firman sedang memesan makanan ke meja kasir, Greyzia duduk dan membaca-baca isi warta jemaat tersebut. Apa saja tertuang di dalam warta jemaat. Ada jemaat yang baru saja melahirkan. Ada yang hendak melangsungkan pernikahan. Ada pula informasi seperti penggalangan dana untuk acara ret-reat gereja. Perempuan itu pun membaca laporan keuangan yang tertera di dalam warta jemaat itu juga. Ini bukan sebuah kesombongan, tapi entahlah jika ada yang berkata seperti itu. Perempuan itu tersenyum merekah saat membaca nama pacarnya di deretan nama yang memberikan persembahan kepada gereja. Bahkan, sampai tertulis di dalamnya, ucapan syukur pasca balikan.

"Si Abang bisaan aja," desis Greyzia terkekeh-kekeh sembari menggeleng-gelengkan kepala. Pipinya merona sekali lagi.

Lalu, Greyzia mengalihkan pandangan ke renungan yang berada di dalam warta jemaat tersebut. Kali ini bukan Eddie Tjandra yang menuliskannya, melainkan Evangelis Andrey Montolulu, yang baru saja lulus dari sebuah sekolah teologia. Andrey belum benar-benar ditahbiskan sebagai pendeta. Ada sebuah proses agar dirinya resmi menyandang status sebagai seorang pendeta. Dari Evangelis, nantinya Andrey akan menjadi Pendeta Pembantu alias Pdp. Selanjutnya, ia melangkah akan menjadi Pendeta Muda alias Pdm. Yang barulah Andrey akan menyandang status sebagai pendeta.

Kurang lebih begitulah informasi yang pernah diberikan oleh Ibu Tiur. Ibunya Firman itu bisa mengetahui hal tersebut, karena ada salah seorang sepupu Firman yang masuk sekolah teologia. Dulu pun Firman pernah tergugah untuk mendalami Alkitab di sebuah sekolah teologia. Namun, pada akhirnya, Firman malah mendarat di fakultas Hukum, lalu bertemu dengan Gideon Pattinama, yang Firman masih enggan menemui sahabatnya sejak kuliah tersebut.

Greyzia menekuri tulisan Evangelis Andrey Montolulu tersebut.

***

Meneladani Si Pemalas

oleh: Evangelis Andrey Montolulu

Apakah di antara kita yang seorang pemalas? Oh, maaf, bukan saya sedang menyindir. Jika ada, berubahlah, lalu tirulah semut. Seperti yang tertulis dalam Amsal 6:6.

"Pergilah kepada semut, hai para pemalas; perhatikan cara hidupnya dan jadilah bijaksana. Pergilah belajar kepada semut, hai pemalas; perhatikanlah kelakuannya dan jadilah bijaksana. Orang yang malas harus memperhatikan cara hidup semut dan belajar daripadanya."

Namun, di sini saya ingin kalian sedikit mempelajari tingkah laku seorang pemalas. Untuk yang pekerja keras, coba bayangkan sebentar seorang pemalas. Lalu, renungkanlah, apakah seorang pemalas benar-benar tidak mau mengerjakan apa-apa? Apakah ia sungguh tidak mau mulai mengerjakan tugas?

Lihat selengkapnya