Terdengar suara gonggongan Cinderella dalam sangkar. Sekonyong-konyong Greyzia langsung terbangun. Sembari mengucek-ucek kedua mata, Greyzia memicingkan matanya ke arah jam dinding.
02.15 waktu Indonesia bagian barat.
Omong-omong, itulah Greyzia. Di tahun sekarang ini, ia mungkin salah satu dari beberapa orang yang tidak cukup banyak, yang masih senang memasang jam di dinding. Saat membeli sebuah jam dinding dari salah satu loka pasar daring, ia bahkan sempat diledek oleh Jason, adik bungsunya.
Greyzia teringat kata-kata adiknya tempo lalu. Itu terjadi tahun lalu sebelum resmi berpacaran dengan Firman Tambunan.
"Cici ada-ada aja," kata Jason, lalu tertawa terbahak-bahak.
"Ada-ada kenapa, sih?" tanya Greyzia mengernyitkan dahi. "Apa ada yang salah sama kebiasaan aku pasang jam dinding di kamar?"
Jason menggeleng-gelengkan kepala dan masih sambil nyengir. "Yah, jelas salah. Sekarang, tuh, Ci, aku kasih tahu aja, nih, Cici aku tersayang, zamannya serba handphone. Dalam satu handphone, bisa ada apa aja."
Adik bungsunya itu langsung menunjukkan isi ponsel dan kembali berkata, "Tuh, lihat, ada alarm, kalender, jam, perekam suara, bahkan Alkitab online juga ada. Semuanya kayaknya ada dalam satu handphone. Ngapain pakai acara beli jam dinding? Cici-ku ini ada-ada aja! Aneh, Ci!"
Ganti Greyzia yang menggeleng-gelengkan kepala. Ia tidak menggubris kata-kata Jason. Ia hanya meminta adiknya tersebut untuk keluar dari kamar tidurnya dengan alasan hendak berganti pakaian dan segera tidur. Saat itu, memang sudah pukul sekitar jam setengah sembilan malam.
Greyzia sendiri memiliki alasan tersendiri mengapa ia membeli jam dinding, meskipun dari ponsel, ia bisa mengetahui waktu. Jason benar, walaupun sedikit keliru. Kemajuan zaman memang luar biasa. Hampir setiap aspek kehidupan berada di dalam ponsel. Mulai dari kalender, alarm, perekam suara, kamera foto, kamera video, jam, kitab suci, buku bacaan, hingga yang terbaru adalah buku harian. Yang terakhir itu membuat Greyzia terheran-heran. Entah apa maksudnya membuat buku harian versi daring. Bukankah seharusnya buku harian lebih sepantasnya dalam versi luring?
Alasan Greyzia membeli jam dinding untuk dipasang di dinding kamar itu demi alasan estetika. Greyzia ini ternyata cukup tradisional. Mungkin pula karena ajaran Pak Rey dan Ibu Kezia, sehingga membuat Greyzia berpikir kamar akan jauh lebih estetik jika di dinding terpasang pula kalender, jam, hingga beberapa foto orang-orang terdekat. Eh, bahkan ada foto Firman Tambunan terpampang di dinding kamar Greyzia.
Yang terakhir itu, serius, memang seperti itu. Greyzia pernah diam-diam memotret pacarnya tersebut. Hingga detik ini, sampai berapa kali bertengkar, Firman tidak pernah menyadari dirinya dipotret secara rahasia oleh Greyzia. Ada beberapa foto Firman yang dipotret oleh Greyzia. Greyzia ini sepertinya spesialis fotografer candid.