Grace

Nuel Lubis
Chapter #32

Minggu Ketiga Trinitatis: KKR dan Pernikahan

Beberapa hari yang lalu, Greyzia mendatangi sebuah ibadah KKR.

KKR merupakan singkatan dari kebaktian kebangunan rohani. Seperti ibadah-ibadah minggu biasanya di hari minggu. Perbedaannya adalah di akhir ibadah, setelah khotbah. Rata-rata KKR memiliki satu sesi di mana setiap jemaat yang memiliki masalah, yang seringnya berhubungan dengan penyakit, disuruh datang ke depan mimbar. Di sana, setiap jemaat akan didoakan secara khusus oleh pendeta.

Yang entah bagaimana ceritanya, yang selalu membuat Greyzia tercengang, setiap si pendeta menumpangkan tangan, jemaat itu sering mendadak ambruk dan berkata, penyakitnya seperti sudah jauh-jauh dari tubuhnya.

Ada alasannya mengapa, di hari kamis yang lalu, Greyzia mendatangi ibadah KKR tersebut. Ia terpaksa menemani Indira dan ibunya. Ibunya Indira mengidap kanker payudara. Meskipun payudaranya sudah diangkat, tetap saja sel-sel kanker masih betah bersemayam di tubuh ibunya Indira. Sampai-sampai rambut ibunya Indira rontok terus menerus, yang menyebabkan beliau harus menggunakan rambut palsu.

"Lu yakin bisa, Zia?" tanya Indira mengernyitkan dahi.

Selanjutnya Indira melihat-lihat ke arah sekitarnya. Ruang ibadah KKR mulai ramai, tapi pengunjung yang hadir belum begitu memenuhi ruangan. Ini untuk kali pertama Indira mendatangi ibadah KKR. Meskipun aktif di organisasi kerohanian, Indira masih memandang sebelah mata hal-hal seperti pelepasan, kesembuhan rohani, hingga eksorsisme. Baginya, hal-hal seperti itu tak ubahnya permainan sugesti pikiran. Si obyek tidak benar-benar sembuh dari penyakitnya. Mereka hanya merasa sembuh.

Namun, demi rasa sayangnya ke ibu kandung, setiap opini pribadi Indira terkait kesembuhan rohani disingkirkan jauh-jauh. Toh, Indira tidak mengeluarkan uang sebanyak yang ia dan anggota keluarga lainnya keluarkan demi pengobatan kanker ibunya. Indira sampai pusing tujuh keliling saat diperhadapkan dengan tagihan rumah sakit.

Greyzia tersenyum dan berkata, "Dicoba dulu saja. Dulu, adik aku, Jason pernah bermasalah sama paru-parunya. Papa aku sampai stres, karena penyakit Jason belum kunjung sembuh-sembuh. Sampai akhirnya, Papa ketemu satu ibadah KKR di forum internet. Dia tergerak buat bawa Jason ke sana. Dan, puji Tuhan, penyakit adik aku itu nggak pernah kumat lagi."

"Oh, gitu, yah," respon Indira mengangguk-anggukan kepalanya.

Sementara itu, Greyzia memperhatikan sebentar ibunya Indira yang duduk di salah satu kursi panjang kayu khas gereja. Ibunya Indira cukup lama memperhatikan guratan Perjamuan Kudus yang terukir di mimbar. Sayup-sayup ibunya Indira menyanyikan lagu rohani.

"Oh, Yerusalem, kota mulia

Hatiku rindu ke sana

Oh, Yerusalem, kota mulia

Hatiku rindu ke sana

Lihat selengkapnya