Grace

Nuel Lubis
Chapter #43

Chapter 42: Jalani Saja Dulu

Selidiki Aku

Selidiki aku

Lihat hatiku

Apakah 'ku sungguh mengasihi-Mu Yesus?

Kau yang Maha Tau

Dan menilai hidupku

Tak ada yang tersembunyi bagi-Mu

T'lah kulihat kebaikan-Mu

Yang tak pernah habis di hidup

ku berjuang sampai akhirnya

Kau dapati aku tetap setia

Sembari mendengarkan alunan sebuah lagu rohani, Greyzia mengajak jalan-jalan Cinderella, anjing jenis Poodle. Tahun ini Cinderella berusia10 tahun. Greyzia memelihara Cinderella sejak Cinderella masih usia 2 tahun. Tenang saja, Cinderella sudah diikat dengan tali kekang. Anjing Poodle itu berlari-lari kecil, yang tentu saja tidak akan ke mana-mana. Sebetulnya tidak diikat pun, Cinderella tidak berbahaya. Memang Cinderella merupakan anjing sejenis jenis hiperaktif. Konon, semakin kecil ukuran seekor anjing, anjing itu akan menjadi liar dan mudah menyerang manusia tanpa alasan.

Ponsel Greyzia diletakkan di dalam sebuah tempat khusus yang diletakkan di pergelangan pinggangnya. Perempuan itu mendengarkan sebuah lagu rohani dengan bantuan penyuara telinga. Sembari menyiulkan lagu rohani tersebut, Greyzia terngiang-ngiang saat ia kali pertama . Tak terasa akan tepat setahun Greyzia dan Firman saling mengenal. Mulai dari orang asing, berubah menjadi teman, lalu, kekasih, dan…

...Greyzia langsung menggelengkan kepalanya. Untuk kali ini, ia tak mau memikirkan tentang pernikahan. Walaupun demikian, ia baru saja--pada hari sabtu yang lalu--mendatangi sebuah pernikahan salah seorang sahabat.

Namanya Nina. Nina dulunya teman SMA Greyzia di sebuah sekolah Katolik. Pada sabtu kemarin, Nina baru saja meresmikan hubungannya dengan pacarnya yang sudah menjalin hubungan selama lima tahun. Greyzia cukup menyimak bagaimana persiapan Nina dan pacarnya dalam melangsungkan pernikahan. Ribet banget yah orang mau nikah itu, keluh Greyzia dalam hati, saat Greyzia sempat menemani Nina mengurus foto pre-wedding.

Nina langsung terbahak-bahak. "Lu sendiri gimana hubungannya sama si Abang? Masih suka berantem?"

Greyzia mengangkat bahu. "Yah, gitu, deh."

"Berantem, berantem dikit, itu hal wajar. Gue sama Bram, awal-awal pacaran, berantemnya lebih sering lagi. Dan, puji Tuhan, akhirnya kapal berlabuh juga, Kakak."

"Hahaha... oh, gitu, yah, Na. Tapi, ribet juga, yah, orang mau nikah. Jadi makin membenarkan anggapan aku, marriage is scary. Benar nggak, sih?"

"Nggak tahu, yah. Yang penting jalani aja, lah, Zia. Yah, gue juga nggak nyangkal emang ribet. Gimana pun, pernikahan itu, kan, memang persatuan dua buah keluarga."

"..."

"Bijak, yah, kata-kata gue?"

Lihat selengkapnya