Grace

Nuel Lubis
Chapter #45

Chapter 44: Sebuah Nasehat Berharga dari Tante Ana

Sekarang ini, di akhir September 2024, Firman dan Greyzia sedang berada di rumahnya Indira. Indira merupakan teman Greyzia yang baru saja kehilangan ibu kandungnya beberapa minggu yang lalu. Greyzia dan kekasihnya tersebut diundang ke rumah Indira terkait beberapa urusan. Salah satu urusannya tersebut adalah baju-baju bekas ini.

Greyzia merapikan dan memasukkan baju-baju tersebut ke dalam kardus-kardus berukuran sedang. Sambil memasukkan baju-baju itu ke dalam kardus, seseorang mendekatinya. Seorang wanita yang lebih tua dari Firman, Greyzia, bahkan Indira sendiri. Karena memang wanita itu adalah adik dari ibunya Indira. Namanya Ana Maria. Panggil saja Ana--atau Tante Ana.

"Cowok itu pacar kamu?" tanya Tante Ana yang berdiri menatap Greyzia yang masih dalam posisi duduk.

Greyzia mengangguk. "Iya, Tante."

Sekilas Greyzia memperhatikan Firman yang malah asyik membaca sebuah buku rohani. Buku rohani yang dibaca Firman itu merupakan satu dari sekian buku yang dikoleksi oleh ibunya Indira. Semasa hidup, ibunya Indira senang membaca buku-buku rohani.

"Sudah lama kamu pacaran sama dia?" tanya Tante Ana yang ikut jongkok. Tante Ana ikut merapikan baju-baju tersebut.

"Desember nanti, mau setahun," jawab Greyzia tersenyum.

"Oh, belum lama, toh?!"

Greyzia hanya terkekeh dan mengangguk.

"Tapi, jangan lama-lama pacarannya. Eh, kamu sama dia itu cocok, yang Tante lihat."

"Makasih banyak, Tante."

"Sekian bulan pacaran begini, apa sudah ada konflik? Pernah bertengkar?"

Greyzia mengerjap. Ia sekonyong-konyong teringat dengan kejadian saat Jumat Agung itu lagi. Hampir saja hubungannya dengan Firman kandas. Untungnya, mungkin karena sudah berjodoh, atau hanya karena adanya campur tangan ilahi, Greyzia tetap berpacaran dengan Firman.

Tante Ana bersuara lagi, "Saran Tante, selalu sediakan waktu buat pacar kamu, Grace. Alangkah bagusnya, apalagi seiman juga, sering-sering kalian beribadah bareng. Saat teduh bersama-sama. Sudah pernah, belum, yang Tante sarankan tadi?"

"Aku dan Firman kebetulan satu gereja."

"Wah, bagus itu. Yah, berarti tinggal sering terlibat dalam banyak kegiatan saja. Makin sering bersama-sama begitu, makin menjadi satu pikiran kalian."

"Amin, Tante."

Pakaian-pakaian itu sudah selesai dimasukkan ke dalam kardus. Tante Ana lalu membantu Greyzia untuk melakban kardus tersebut.

"Nanti mau diapain, Tante?" tanya Greyzia.

"Dikirim ke panti jompo," jawab Tante Ana mulai mengangkat kardus untuk ditaruh ke teras rumah Indira. "Eh, terima kasih banyak, yah, Grace, sudah mau menjadi temannya Indira. Sudah mau dimintai tolong sama Indira."

Lihat selengkapnya