Blurb
Aku terus memandangi wajahnya yang terpejam, berjuta "rasa entah" kembali muncul di dalam hatiku, disusul pertanyaan yang sama: Siapakah diriku di matanya? Apa yang sebenarnya aku perankan ini? Sebagai siapakah dan sebagai apakah?
Aku terus memandanginya tanpa berkedip, dan di otakku berjuta pertanyaan berkelindan seperti akar. Merasuk dan menghisap tanpa ampun. Pertanyaan-Pertanyaan yang tidak mungkin bisa aku jawab.
"Kenapa?" tanya perempuan itu sambil tersenyum. Matanya dia buka perlahan seperti kelompak bunga mawar yang baru mekar.
"Tidak apa-apa," jawabku. Tidur lagi saja, perjalanan kita masih jauh.