DI HADAPANKU, jendela tertutup, setiap celahnya terang oleh cahaya bulan. Hujan pasti sudah reda sepenuhnya. Kutarik syal hitam ibuku yang tergeletak di kursi rotan yang kini kupindahkan ke kamarku, lalu dengan enggan kutarik selimut agar menutupi seluruh tubuhku, termasuk kepalaku. Jadi, kini aku dikurung oleh kegelapan, padahal mataku masih terbuka. Tiba-tiba aku kembali membayangkan wajah ibuku, dan aku sangat merindukannya. Tak terasa perlahan-lahan mataku mulai terpejam.
***
Aku memandang jajaran ganjil pohon-pohon teh yang melapuk, daun-daun cacat, salah bentuk, seperti sebuah ciptaan yang sengaja digagalkan. Di belakangnya burung-burung gagak telah menyebar ke seluruh daerah di sisi jalan itu, juga di sudut-sudut kebun teh yang berbukit-bukit. Seakan malaikat maut telah mengumpulkan mereka di sana, lalu terbang dengan sabit raksasanya, membuang darah kotor dan menelan semua keindahan daerah itu.
Aku dikejutkan oleh sebuah mobil sedan hitam yang menerobos barisan pohon teh usang dan hampir menabrakku jika saja aku tidak melompat ke tumpukan daun teh kering yang terbuang. Aku berdiri serta memperhatikan mobil itu mulai berguling-guling.
“Kenny, Kenny, Kenny ...!”
Teriakan yang kudengar membuatku tidak berpikir panjang. Aku berlari terseok-seok, tangan dan kakiku bergerak cepat dan gemetar.
“Ibu, Ibu, Ibu ...!”
Aku terus berlari, tetesan air mataku melayang terbawa angin yang bertiup sinis. Aku meloncat menerobos batang-batang teh yang mati mengelupas terbakar panas, memukul-mukul batang teh itu dan mengepak-ngepakan lenganku sambil terus memohon agar seseorang menghentikan gulingan mobil Ibu.
“Ibu, aku akan menolongmu.” Aku mengejutkan beberapa burung gagak yang kemudian terbang sambil menggaok-gaok.
Wajahku yang lonjong terasa menjorok ke depan dengan sangat aneh. Itu pasti membuatku kelihatan seperti boneka kayu yang cemberut. Suaraku yang serak parau membuatku kehabisan napas. Dan, beberapa detik kemudian, baru kusadari kalau aku mengenakan jubah panjang hitam. Persis dengan jubah sulap milikku pada waktu kecil, hanya saja jubah ini terasa panas di tubuhku. Celana panjangku juga berwarna hitam, menambah rasa panas lembab di kaki dan tubuhku.