Banyak yang berlari dan menjauh dari sosok raksasa besar yang baru saja muncul di depan mereka. Wajah panik dan ketakutan Ras Kadal Merah terlihat tampak jelas. Mereka menyelamatkan diri dari Plantazel yang muncul secara tiba-tiba di Kota Aldora. Beberapa pemukiman penduduk telah hancur dan tidak sedikit korban telah berjatuhan akibat keganasan monster itu.
Hasan dan Fadhel terasa tidak bisa berkutik melihat monster yang muncul di hadapan mereka. Mereka tidak bisa memaksa kedua kaki atau tangan mereka bergerak dari tempat mereka sekarang. Apa yang akan dilakukan? Hasan dan Fadhel hanyalah Ras Manusia yang tidak ada dalam catatan sejarah dunia itu dan tidak memiliki sihir. Jika mereka melawan Plantazel dengan senjata biasa, maka tubuh mereka akan berakhir seperti beberapa penduduk kadal merah yang telah terbunuh oleh monster di depan mereka.
Plantazel itu bergerak memasuki wilayah bagian dalam Kota Aldora. Monster itu tidak bisa dihentikan. Beberapa penduduk dan penjaga kota mencoba melawannya dengan sihir dan senjata yang besar. Namun, goresan yang dihasilkan tidak berarti apa-apa. Para penjaga dan penduduk di baris depan dikalahkan dengan mudah dengan ayunan akar-akar hijau Plantazel itu. Korban jiwa pun bertambah secara terus menerus. Hasan dan Fadhel seakan dipaksa menyaksikan pembantaian yang sangat mengerikan.
“Nak Hasan, Nak Fadhel, apa yang kalian lakukan? Kita harus segera mengungsi dari sini!” Kata Voth dengan nada yang keras.
“T-Tapi, apa yang akan terjadi dengan Ras Kadal Merah....?” Tanya Hasan balik pada Voth.
“Kami akan menyelamatkan beberapa penduduk di sini! Kalian juga....”
“Tidak. Kami tidak akan lari setelah melihat semua ini!” Ujar Hasan sembari memotong kata-kata dari Voth.
“Apa kau mengerti keadaan kita saat ini, Nak Hasan?!” Tanya Voth dengan nada tinggi.
“Aku sangat mengerti sekarang. Keadaan kita dalam bahaya yang tidak bisa dihindari. Namun, jika kita terus melarikan diri seperti ini, maka kita hanya akan menjadi korban,” Kata Hasan sambil berjalan beberapa langkah ke depan. Ketakutannya mulai lenyap
“Kau tidak akan sanggup melawannya! Dia adalah monster yang menjadi ancaman dan bahaya bagi semua ras!” Kata Voth seakan membuat Hasan tidak bertindak ceroboh.
“Aku bisa melawannya. Aku memiliki ini, kan?” Kata Hasan sambil menunjukkan [Mald Arrow] ke arah Fadhel dan Voth.
“[Mald Arrow]? Kau ingin melawan Plantazel?” Tanya Voth pada Hasan.
“Aku tidak hanya ingin melawannya. Namun, aku ingin mengalahkannya,” Kata Hasan sembari berlari menuju ke arah Plantazel itu.
“Tuan Voth, aku akan menyusul Hasan! Anda bisa membantu para penduduk untuk mengungsi dari tempat ini!” Kata Fadhel pada Voth.
“Baiklah, aku mengerti! Aku harap kalian berhasil!” Ujar Voth sembari berdiri dengan perlahan dan mencoba mempercayai perkataan Fadhel.
“Ya, aku akan mencoba sebisa mungkin membantu Hasan untuk mengalahkan monster itu. Mohon bantuannya, Tuan Voth,” Kata Fadhel sambil berlari menyusul Hasan untuk melawan Plantazel.
Dua orang itu telah berangkat menerjang bahaya, tapi kekuatan yang mereka miliki tidak bisa dianggap bagus untuk mengalahkan monster yang baru saja mereka lihat. Fadhel masih yakin akan kekuatan yang didapatkan oleh Hasan. Fadhel hanya berharap agar laki-laki berambut putih itu bisa menjadi pahlawan yang dapat menyelamatkan semua ras.
*****
Monster itu adalah Plantazel. Mereka adalah makhluk hidup yang muncul 2500 tahun yang lalu. Semenjak punahnya Ras Iblis, keberadaan mereka seakan menggantikan peran Ras Iblis. Kebrutalan mereka tidak bisa dianggap sama persis dengan Ras Iblis.
Ras Iblis adalah salah satu dari 199 Ras yang masih ada sebelum bergejolaknya [Perang Fillia]. Keberadaan mereka menjadi makhluk yang berbahaya bagi kelangsungan hidup beberapa ras. Berdasarkan informasi yang diberikan oleh Voth, Ras Iblis telah punah karena perang yang terjadi di masa lalu dan melibatkan pihak-pihak yang dikabarkan memiliki kekuatan membasmi kejahatan. Pihak-pihak tersebut adalah [Great Hero]. Mereka dipuja sebagai pahlawan heroik di masa lalu. Kepercayaan yang mereka berikan sangat luar biasa demi membasmi Ras Iblis.
Ada dua hal yang menjadi perdebatan dalam pikiran Hasan dan Fadhel setelah mendapat informasi dari Voth. Hal pertama adalah alasan Ras Iblis yang diperangi oleh semua ras. Ras Iblis terkenal dengan kekejamannya. Beberapa referensi yang digambarkan dari dunia Hasan dan Fadhel sebelumnya, Ras Iblis sering dibuat sebagai ras yang suka membuat kekacauan dan beberapa musibah dalam berbagai cerita.
Apa yang membuat berbagai ras memusnahkan Ras Iblis tersebut? Penggambaran Ras Iblis di dunia GHO tidak diketahui oleh mereka berdua. Apakah mereka adalah ras yang memang kejam atau sebaliknya? Jawaban terbesar pasti tidak jauh dari referensi tentang iblis. Namun, apa yang terjadi sebelum berkobarnya [Perang Fillia]? Keseimbangan 199 Ras sebelum perang terjadi seakan tidak disampaikan oleh Voth. Ada informasi tersembunyi dari Ras Iblis tersebut mengenai kehidupannya yang tidak dijelaskan. Hal tersebut tidak bisa diungkapkan dengan sembarangan.
Hal kedua adalah apakah benar Ras Iblis telah musnah seluruhnya? Ada pemikiran sekilas dari Hasan dan Fadhel saat memikirkan musnahnya Ras Iblis. Salah satu ras yang sering digambarkan sangat sadis dan cukup unggul dalam perang pada beberapa referensi memang sulit dipercaya tidak menyisakan jejak apapun. Ini adalah keanehan yang tidak bisa lepas dari informasi mereka. Tatanan bahasa di dunia GHO telah diatur agar bisa dimengerti dan dibaca oleh para pemain GHO, sehingga informasi yang didapatkan oleh Hasan dan Fadhel tidak terlalu sulit untuk dipahami. Jika keberadaan informasi sudah cukup mumpuni, maka Hasan dan Fadhel bisa menyelidiki sejarah Perang Fillia yang terjadi 5000 tahun yang lalu.
Ada kemungkinan semua yang dikatakan Voth masih mengandung misteri. Keberadaan dan alasan Ras Iblis musnah adalah hal yang memang bisa mereka terima sesuai dengan sejarah dari monumen yang diperlihatkan oleh Voth. Informasi yang mereka dapatkan masih belum mencapai harapan, sehingga petualangan mereka baru saja dimulai dengan mengalahkan salah satu monster yang muncul di hadapan mereka.
*****
Hasan berlari dengan sangat cepat. Banyak penduduk yang berlarian menjauhi Plantazel yang ada di depannya. Dia tidak mempedulikan apa yang ada di sekitarnya. Dia mencoba menahan emosinya sembari melihat banyak penduduk Kota Aldora terbunuh akibat serangan Plantazel itu. Apa yang menjadi tujuannya adalah mengalahkan Plantazel yang berada di depannya. Resiko yang dia ambil sangat berbahaya.
“Cih, dasar monster!” Kata Hasan dengan nada yang kesal.
Hasan berlari memutari monster tersebut. Dia mencoba menjauhkan monster itu dari pemukiman utama para penduduk. Dia tidak berhenti berlari hingga menemukan titik yang bagus untuk melawannya dan berteriak pada monster itu.
“Hoi, monster!! Ayo kemari! Kau tidak akan bisa membunuhku!!” Teriak Hasan dengan keras.
Monster tersebut berhenti bergerak. Dia berpaling dan menatap Hasan yang melambai-lambai sembari memanggil monster itu. Monster itu memutar tubuhnya. Dia seakan tertarik dengan apa yang baru saja dia lihat. Monster itu tertarik untuk membunuh target di depannya, yaitu Hasan.
Rencana Hasan berhasil. Monster itu dapat dialihkan. Hasan pun berhasil membuatnya menjauhi area kota lebih dalam lagi. Ini strategi yang cukup berbahaya, tapi cukup efektif digunakan dalam mengalihkan perhatian monster itu.
Perhatian monster itu tidak lepas dari Hasan. Gerakannya cukup lambat, tapi Plantazel itu tidak berhenti mengejar Hasan dan menghancurkan bangunan yang dilewatinya. Apa yang akan dilakukan Hasan selanjutnya?
Perasaan Hasan masih ragu-ragu. Dia tidak bisa menjamin bahwa dia mampu mengalahkannya. Dia baru saja mendapatkan [Mald Arrow] dan [Magic Stone] dari Maziald. Apakah dia bisa mengalahkan monster yang memiliki tinggi lebih dari 9 meter itu? Banyak orang yang akan berpikir bahwa ini tindakan gila. Mengalihkan dan melawan balik monster raksasa adalah hal yang sulit dilakukan oleh seseorang dari Ras Manusia. Hasan tidak ingin tergoda akan perkataan pasrah itu.
Tiba-tiba, Hasan menghentikan langkahnya. Dia sudah menemukan titik yang cocok untuk melawan monster itu. Jalan yang ingin dia lalui tertutup oleh puing-puing tempat tinggal penduduk Ras Kadal Merah. Hal ini membuat Hasan tidak bisa berlari lebih jauh lagi. Dia mencoba mengambil jalan memutar. Namun, Plantazel itu sudah sangat dekat dengan tempatnya berdiri. Hasan tidak bisa beranjak dari tempat itu. Sekarang, dia tidak bisa membiarkan monster itu berkeliaran seenaknya.
“Sial. Aku dalam posisi tidak menguntungkan saat ini...” Ujar Hasan yang sedikit gemetar melihat Plantazel di depannya semakin mendekat.
Hasan mencoba untuk tetap tenang. Kemungkinan, Fadhel dan Voth sudah berada di tempat yang aman. Dia merasa sedikit lega dengan hal itu. Saat ini, dia dihadapkan oleh dua pilihan. Melawan atau dijadikan bahan makanan oleh monster tanaman. Kedua hal tersebut yang mulai memaksa dirinya membuat keputusan yang tidak mungkin ditolak.
Akhirnya, laki-laki itu mulai melawan rasa takutnya. Hasan memakan [Magic Stone] seperti dia memakan obat kapsul. Tak lama kemudian, tubuhnya merasakan perasaan yang sangat kuat di dalamnya. Energi besar mengalir deras di dalam dirinya. Inikah kekuatan dari [Great Hero] dari masa lalu? Sekilas, Hasan mendapatkan ingatan yang berbeda. Itu berasal dari pengguna [Mald Arrow] sebelumnya. [Mald Arrow] yang Hasan pegang berubah warna menjadi hitam dengan biru dengan corak kekuningan di bagian ujungnya.