Perlahan Noah berjalan mendekati Daisy, mencari jalan di antara kerumunan orang. Sesekali ia menundukkan pandangannya, sesekali ia menatap Daisy dari balik bulu matanya. Semakin dekat jarak di antara mereka, semakin gugup pulalah mereka. Kini, jarak di antara mereka hanya satu meter. Tatapan Noah persis seperti dulu, saat ia datang pada Daisy untuk mengatakan “Jangan marah Daisy, aku janji, bakal beliin kamu es krim satu dus!”
“Hey,” sapa Noah, suaranya lirih, namun tatapan mereka berbicara satu sama lain.
Band selanjutnya muncul. Penonton bersorak. “What?” tanya David bingung.
Intro yang bersemangat dari piano dan drum mulai mengalun, membuat penonton semakin bersemangat. “Oh, yeah!” katanya.
Band Black Hole kebanggaan kampus, akhirnya muncul. Mereka meng-cover lagu I Didn’t Mean It dari The Belle Brigade. Sisilia, Flo dan Viggie menari mengikuti musik, walau mereka tidak tahu lagunya. Lizzy dan Sireen bertepuk tangan. June menikmati sebisanya. David berteriak “Hey!” bentuk semangat karena melodinya. Meidi tidak menyukainya, baginya ini terlalu berisik. Sedang Noah dan Daisy masih canggung.
Katy-lah yang aneh. Dia terdiam, kedua matanya terpatri ke atas panggung. Nyaris saja dagunya jatuh.
Black Hole terdiri dari 5 personil: Satria –drumer, Gilang –Bass, Junior –Vokalis, Abimana –Gitaris, dan Kelvin –Pianis. Kelima pemuda itu juga digilai oleh para gadis, tidak hanya di dalam kampus, tapi juga di kampus-kampus tetangga. Nama Satria dan Junior sudah tidak asing lagi di kalangan para gadis. Setelah semester satu berlalu, para mahasiswa baru itu akan terbiasa bila seseorang membicarakan Satria, atau mungkin juga Junior. Mereka berdua bahkan lebih populer dibanding ketua dan wakil BEM, jika saja mereka ingin tahu. Tapi lucunya, ketua dan wakil BEM itu selalu merasa paling tinggi kedudukannya.
Lagu selanjutnya Ho Hey dari The Lumineers. Beberapa penonton yang mengetahui lagunya ikut bernyanyi dan menyatu bersama musik yang mereka bawakan. Para gadis semakin larut dalam kegembiraan.
“Mau cari tempat lain?” bisik Noah.
Daisy mengangguk, dia memberikan isyarat pada Meidi, lalu ia mengikuti Noah. Setiap beberapa detik sekali, Noah berbalik untuk memeriksa Daisy. Merasa khawatir, ia membiarkan Daisy berjalan lebih dulu. Sikapnya jelas, menunjukkan kepemilikan.
“Everybody! This is Death Cab Cutie time!” teriak Junior. Lagu yang mereka cover selanjutnya Meet Me on The Equinox dari Death Cab Cutie. Lalu lagu legend dari The Beatles – Hey Jude.
Daisy dan Noah sampai di sebuah tangga, dan duduk sembari menatap ke panggung utama. Sesekali Noah melirik Daisy, begitu pun Daisy. Sampai suatu waktu, akhirnya tatapan mereka bertemu, lalu mereka tertawa. Segera, sesak yang mereka rasakan hilang.
“Lagu kamu, tuh,” ujar Daisy, ia sedikit menggodanya.
Noah menoleh, lalu tersenyum, “Cuma suka.”
“Ya.”
“Kamu gak mau tahu, kenapa aku suka lagu itu?”