Pontianak, 2006.
Akhir pekan ini, keluarga Adisa memutuskan untuk bermain bulutangkis di GOR yang sering digunakan Ayah dan murid-muridnya untuk praktek pelajaran Olahraga. Ayah asik bermain dengan Avia. Mereka sama-sama pandai bermain bulutangkis, terutama Ayah yang memang Guru Olahraga. Sedangkan Adisa masih belajar. Ia bermain sendiri memantul-mantulkan kook.
“Yes! Ayah menang.” Seru Ayah ketika pertandingannya dengan Avia berakhir —dengan skor 21-17.
“Yaah.” Avia mengeluh kecewa, namun tetap menerimanya.
“Gantian sama Disa ya, kak.” Ujar Ayah. “Ayok Disa ke situ.” Lanjutnya menunjuk posisi Adisa yang semestinya. Adisa yang masih asyik memantulkan kooknya lalu menuruti Ayahnya untuk bermain dengannya.
“1… 2… 3, yak!” Seru Ayah ketika memulai servis.
Adisa tidak berhasil menangkis kook dari Ayahnya. Ia lalu mengambil kook dan mau memulai servis.