Lila merasa kepalanya pusing sekali. Sambil memegang kepala, matanya terbuka. Tatapannya mengelilingi ruangan. Ia berada di kamarnya. Tetapi, bagaimana ia bisa berada di kamarnya? Terakhir yang diingat, ia naik motor dan sebuah truk menghantam motornya. Lila mau bangun saat pintu kamarnya terbuka. Mamanya masuk, dengan membawa satu nampan
"Aaah, syukurlah kamu udah bangun." Tatapan lega memancar di mata Mama Lila. Wanita paruh baya berwajah cantik itu mendekati Lila, "Jangan bangun dulu, sayang. Kamu tiduran saja."
Mama Lila meletakkan nampan di atas meja samping tempat tidur. Lalu, membimbing tubuh Lila untuk kembali berbaring.
"Sekarang, kamu makan, ya? Mama beli bubur kesukaan kamu." Mama Lila mengambil mangkuk berisi bubur dari nampan, kemudian menyuapi Lila.
Lila menurut, ia mengunyah pelan setiap suapan.
"Apa yang terjadi sama Lila, Ma?" Lila menatap Mamanya.
"Mama nggak tau, sayang. Mama juga mau nanya sama kamu." Mama Lila memberikan gelas minuman. Lila mengambil gelas berisi air putih.
"Kok Mama nggak tau?" Lila bingung.
"Iya, Mama nggak tau. Tadi pagi, kamu pingsan di depan pintu. Untung ada Om Haris, dia sama dua kawannya yang bawa kamu masuk." Mama Lila menyebut tetangga di samping rumah.
Ucapan mamanya menambah kebingungan Lila.
"Kamu kenapa, Sayang? Kenapa kamu pingsan? Kamu sakit?"
Aduuuuh, Lila bingung. Apa yang harus dikatakannya pada Mama? Tidak mungkin, ia menceritakan kejadian sewaktu motornya ditabrak truk. Ia saja tidak tau, bagaimana dirinya bisa berada di rumah. Apakah ia sedang bermimpi, sewaktu naik motor dan ditabrak truk?
"Iya, Ma. Tadi pulang kuliah tiba-tiba kepala Lila sakit." Lila terpaksa berbohong.
"Kasihan anak Mama. Besok pagi, kita ke dokter, ya? Mama kuatir sama kepala kamu. Tadi kamu sampai pingsan. Mama takut ada apa-apa." Mama Lila mengelus lembut kepala putrinya.
"Iya, Ma." Lila mengangguk, "Ma, tadi pagi Lila pergi kuliah naik kereta?"
Mama Lila menatap heran.
"Iyalah, sayang. Kamu, kan suka naik kereta. Mau mama anterin saja kamu nggak pernah mau." Mama Lila memberikan suapan terakhir.
"Kereta Lila di mana, Ma?"
"Ada tuh di garasi "
"Kereta Lila nggak kenapa-kenapa, kan?" Lila khawatir pada motornya.