Gudang Ketawa: Tiga Teknisi, Satu Kantor, Banyak Cerita

Muhammad Agra Pratama Putra
Chapter #5

Bab 5 - Mesin Mogok, Kopi Jatuh, Drama Muncul

Hari itu, matahari belum terlalu tinggi, tapi hawa panas sudah menyerbu bengkel seperti deadline di akhir bulan. Angga baru aja sampai, rambutnya masih basah—entah karena mandi atau baru kabur dari mimpi digebukin cewek-cewek yang digodainnya minggu lalu.

Agung sudah duduk di pojokan, dengan satu tangan pegang sarapan, satu tangan lagi pegang HP, dan telinganya menempel di telepon.

“Iya, Ma... Nggak, aku nggak lupa beli cabe. Iya, tadi lupa beli sabun mandi... Iya, ntar pulang mampir! Iya, iya... Iyaaa...”

Setelah lima belas kali “iya”, Agung akhirnya nutup telepon dan melongo.

Andri yang melihat dari jauh langsung komentar, “Laki-laki sejati itu bukan yang bisa angkat cylinder block... tapi yang bisa jawab ‘iya’ tiga belas kali tanpa salah nada.”

Sementara itu, suara mesin di area belakang bengkel mulai kedengaran gak normal. Ada bunyi ngek... ngek... ngeeeeeek... lalu... BUK!

Suara khas: mesin mogok.

Angga langsung berdiri, “Wah, itu suara Jono 07! Kemarin udah mulai ngambek pas dinyalain. Hari ini mungkin minta dirukyah.”

Mereka bertiga jalan ke belakang. Di sana, terlihat satu unit ekskavator gede berdiri diam, seperti menolak realita hidup.

Teknisi magang, Jefri, berdiri panik sambil ngelap keringat. “Bang, ini tiba-tiba aja mesinnya mati. Padahal udah di-service minggu lalu.”

Agung maju pelan, sambil berkata bijak ala master mesin:

“Kadang... yang udah diservis itu justru yang paling gampang kecewa.”

Andri ikut menambahkan, “Kayak hubungan. Yang katanya udah baikan, eh... meledak lagi.”

Angga tertawa, “Woi, ini mesin! Bukan mantan!”

Mereka mulai buka kap mesin, periksa oli, filter, hingga socket kelistrikan. Semua terlihat normal. Tapi tetap aja, mesin itu diem seperti mahasiswa habis UTS ekonomi.

Tiba-tiba... BRUK!

Kopi yang dibawa Angga dari kantin jatuh ke lantai. Gelas plastiknya penyok, isinya nyebar, dan tentu saja... tumpah ke kabel power kecil di dekat dashboard mesin.

Semua diam.

Andri langsung mundur satu langkah. “Itu kopi-nya yang robusta kan?”

Agung nyeletuk, “Bisa-bisa mesin ini jadi ngantuk juga.”

Lihat selengkapnya