GUKAPI: Lelaki yang Tak Suka Air Mata

tettyseptiyani02
Chapter #26

EPILOG

Dalam sebuah layar besar, tangan seorang perempuan menuliskan paragraf penutup cerita: Gukapi duduk di balik meja kasir setelah tokohnya tutup. Kemudian ia berkata seolah berbicara pada Lonawi tentang keberhasilan anak-anaknya sambil menangis. "Lihat, Maaa... Ajeng, Adira dan Atma sekarang sudah sukses dan bisa hidup mandiri. Mereka ngasih hadiah Bapak toko plastik. Doa Mama sekarang dikabulkan, dulu Mama selalu bilang ingin bertukar nyawa dengan Adira. Meski siap kematian adalah takdir Tuhan, tetapi Allah seolah mengabulkan. Adira udah gak pernah sakit lagi, Ma. Dia sehat! Bapak gak nikah, Ma... Mama yang bahagia di sana."

Lampu di dalam bioskop perlahan menyala remang, mengantar suasana yang mendalam dan penuh keheningan. Di layar besar, adegan terakhir dari film Lelaki yang Tak Suka Air Mata terlihat. Gukapi, yang diperankan oleh aktor kawakan, duduk sendiri di teras rumahnya. Matahari mulai tenggelam di balik pohon bambu di depan rumah, sementara angin sepoi-sepoi menyentuh wajah tuanya. Di tangannya, ia memegang foto Lonawi, istri tercinta yang telah lama tiada.

Gukapi di layar melihat album foto pernikahan Adira. Ia berbicara kepada sosok yang tak tampak. "Anak Ajeng udah besar, Ma, dia mirip ibunya dan pintar kayak omanya. Adira, sekarang jadi penulis sukses, dan Atma... Dede punya calon suami kenalan Supri. Mereka semua hebat! Bapak cuma berharap... Mama bisa lihat mereka. Bapak kangen Mama."

Gukapi di layar terlihat menunduk, air mata menetes perlahan dari sudut matanya, sesuatu yang jarang terlihat dari lelaki itu meski saat penuh cobaan. Tangis itu bukan karena sedih, tetapi bangga dan rasa syukur yang mendalam.

Layar kemudian memudar ke hitam, dan tulisan ‘Lelaki yang Tak Suka Air Mata – berdasarkan novel karya Adiratna Septian’ muncul. Film pun selesai, suasana di dalam bioskop hening sesaat sebelum tepuk tangan bergemuruh memenuhi ruangan.

Adira duduk di baris depan bersama para pemain film dan kru produksi. Hatinya berdebar keras, tidak hanya karena gala premier ini, tapi juga cerita yang terinspirasi dari kisah nyata keluarganya telah diabadikan dalam film yang ditonton oleh banyak orang. Saat layar terang, Adira berdiri, bersiap untuk menghadapi para pembaca novelnya.

Di luar bioskop, kerumunan orang sudah menanti untuk mendapatkan tanda tangannya. Para penggemar novelnya telah lama menunggu momen ini—bertemu langsung dengan penulis yang ceritanya begitu menyentuh hati mereka.

Adira melangkah keluar dari teater, mengenakan gaun hitam elegan perpaduan merah muda, bersama para pemeran utama film yang menemaninya. Di antara mereka ada aktor terkenal yang memerankan Gukapi, berdiri gagah di sampingnya. Kerumunan langsung bersorak, dan Adira tersenyum lebar, meski sedikit gugup dengan perhatian yang begitu besar.

Lihat selengkapnya