Ketika mengutuk penyalahgunaan yang terjadi akibat kultus pribadi,1 orang dewasa ini terus-menerus menyebutkan tahun-tahun yang telah sering kali dicekokkan ke mulut kita, yaitu tahun 1937 dan 1938. Lama-kelamaan, pikiran kita digiring seolah-olah sebelum atau setelah tahun tersebut tidak terjadi penangkapan—seolah penangkapan hanya terjadi pada dua tahun itu.
Meskipun tidak memiliki angka statistik, saya berani mengatakan bahwa gelombang penangkapan pada tahun 1937 dan 1938 bukanlah satu-satunya yang terjadi dan terbesar, melainkan hanyalah satu dari mungkin tiga gelombang penangkapan yang hampir menjebolkan pipa-pipa rahasia berbau busuk di dalam sistem pembuangan kita ini.
Sebelum tahun 1937 dan 1938 itu, sudah ada gelombang tahun 1929 dan 1930, yang besarnya tidak kalah dari Sungai Ob yang deras, menjebloskan lima belas juta kaum petani, atau bahkan mungkin lebih banyak lagi, keluar menuju taiga dan ke tundra.2 Tetapi, kaum petani tidak banyak bicara, tidak memiliki kemampuan berbahasa yang baik, dan tidak pernah menulis surat pengaduan atau memoar. Tidak ada interogator yang melewatkan malam-malam bersama mereka. Mereka juga tidak perlu bersusah payah membuat dakwaan resmi—itu semua sudah bisa dilakukan cukup dengan keputusan dari dewan desa. Para tawanan ini dijebloskan dan ditumpahkan ke permafrost.3 Dan, bahkan orang-orang dengan ingatan yang paling kuat di antara kami pun sulit mengenang sesuatu tentang mereka ini. Seolah-olah kejadian itu sama sekali tidak mengusik nurani orang Rusia. Padahal, Stalin (termasuk juga kami semua) tidak pernah melakukan kejahatan yang lebih keji daripada penangkapan gelombang pertama ini.
Setelah gelombang tahun 1937—1938 itu, ada gelombang penangkapan pada 1944 hingga 1946, yang besarnya tidak kalah dari Sungai Yenisei, ketika mereka menjebloskan seluruh masyarakat ke dalam pipa-pipa pembuangan itu. Belum lagi jutaan orang lain yang (demi membela kita!) menjadi tahanan perang, atau dibawa ke Jerman kemudian dipulangkan. (Ini metode Stalin, membakar luka menggunakan besi panas untuk menghindari infeksi agar bekas lukanya lebih cepat pulih, sehingga warga negara tidak perlu beristirahat, menghela napas sejenak, kemudian mendapatkan kekuatannya kembali.) Tetapi, gelombang yang ketiga ini pun terdiri atas orang-orang yang berpikiran sederhana, dan tidak menulis memoar.
Akan tetapi, gelombang penangkapan pada tahun 1937 menyapu dan menyeret orang-orang yang menduduki jabatan tinggi ke dalam Kepulauan, orang-orang yang berkecimpung dalam partai. Ya, orang-orang yang berpendidikan, dikelilingi oleh orang-orang yang terluka dalam pertempuran dan kembali ke kota-kota …. Betapa banyak di antara mereka ini yang sanggup menggerakkan pena! Dewasa ini, mereka semua menulis, berbicara, mengingat: “Seribu sembilan ratus tiga puluh tujuh!” Sebuah penderitaan yang begitu besar bagai Sungai Volga!
Akan tetapi, coba saja Anda berkata, “Seribu sembilan ratus tiga puluh tujuh!” kepada orang Tatar di Crimea, atau kepada orang Kalmyk, orang Chechnya, dan dia cuma akan mengangkat pundaknya keheranan. Apalah artinya 1937 bagi Leningrad, ketika sudah ada peristiwa-peristiwa yang terjadi pada tahun 1935? Untuk orang-orang yang menjalani hukuman kedua (yaitu para pengulang) atau untuk orang-orang dari negara-negara Baltik, tidakkah tahun 1948 dan 1949 lebih berat? Jika orang-orang yang lebih mementingkan gaya penulisan dan masalah geografi menuduh saya lalai menyebutkan nama-nama sungai lainnya di Rusia untuk mengibaratkan gelombang-gelombang penangkapan ini, atau menuduh saya lupa menyebutkan gelombang-gelombang lainnya, maka berikan kertas secukupnya kepada saya! Ada cukup banyak gelombang penangkapan yang telah terjadi, jika ditulis akan menghabiskan semua nama sungai di Rusia!
Kita tahu bahwa sebuah organ tubuh akan menjadi susut jika tidak digunakan. Maka, jika kita sudah tahu bahwa organisasi organ Keamanan Soviet atau yang disebut Organ begitu saja (seperti kebiasaan mereka menyebut diri sendiri dengan kata-kata yang bengis ini), yang selalu dipuji-puji dan dimuliakan itu tidak mati, dan bahkan tidak ada satu lengannya pun yang susut, justru menumbuhkan lengan-lengan baru, bahwa Organ ini telah terus-menerus menjalani latihan.
Di sepanjang pipa-pipa pembuangan ini, aliran itu terus berdenyut dan mengalir. Kadang tekanan aliran yang dimasukkan ke pipa itu lebih besar daripada yang direncanakan, kadang lebih kecil. Tapi, kolam pembuangannya tidak pernah kosong. Darah, keringat, dan air seni yang dituangkan ke dalamnya terus-menerus berdenyut melewati pipa-pipa itu. Sejarah sistem pembuangan ini adalah sejarah yang terisi penuh dengan aliran demi aliran: pasang berganti dengan surut, dan surut berganti dengan pasang. Gelombang demi gelombang terus mengalir ke dalamnya, beberapa di antaranya kecil, beberapa lainnya besar. Sungai-sungai kecil terus mengalir ke sana dari semua penjuru. Tetes-tetes meresap masuk pipa dari got-got, dan ada sedikit sisa yang dituangkan ke dalamnya tetes demi tetes.
Daftar kronologi yang saya sajikan berikut ini—yang memperlakukan gelombang-gelombang berisi jutaan tahanan secara sama dengan aliran-aliran kecil yang berisikan beberapa orang saja—sangatlah tidak lengkap dan terbatasi oleh kemampuan saya untuk menguak masa lalu. Hal yang diperlukan adalah penelitian oleh orang-orang lain yang selamat dan mengenal baik masalah ini.
***
Ketika menelaah periode 1918 hingga 1920, kita dihadapkan pada beberapa kesulitan: apakah orang-orang yang sudah dihabisi, bahkan sebelum sampai ke sel penjara bisa kita masukkan ke gelombang penangkapan? Kemudian bagaimana kita harus menggolongkan orang-orang yang oleh Komite-Komite Rakyat Miskin dibawa ke belakang kantor dewan desa atau ke halaman belakang, dan langsung dihabisi di sana? Apakah orang-orang yang terlibat beberapa persekongkolan yang berhasil terungkap di tiap-tiap provinsi pada periode 1918—1920 ini berhasil menginjakkan kaki di Kepulauan—sehingga terkait dengan penelitian yang kita lakukan ini—atau tidak? Ketika melihat sekilas pemberontakan-pemberontakan yang sudah sangat terkenal (seperti pemberontakan di Yaroslavl, Murom, Rybinsk, Arzamas), kita mendapati beberapa kejadian yang kita kenal dari namanya saja, misalnya eksekusi Kolpino di bulan Juni 1918. Apa peran mereka? Siapakah mereka? Mereka akan dikelompokkan di mana?
Selain itu, tidak sedikit juga kesulitan yang kita hadapi untuk menentukan apakah yang berikut ini termasuk gelombang penangkapan dan pemenjaraan ataukah termasuk korban Perang Saudara, yaitu ribuan tahanan: orang-orang yang tidak dituduh melakukan apa pun, warga-warga cinta damai yang namanya bahkan tidak tercatat, yang ditangkap dan dibinasakan semata-mata untuk meneror atau membalas dendam seorang musuh militer atau sekelompok masyarakat yang memberontak.
Tindakan penghancuran ini sudah diakui secara terang-terangan (Latsis4, dalam koran Red Terror, 1 November 1918): “Kami tidak berperang melawan satu orang tertentu. Kami menghancurkan kaum borjuis sebagai sebuah kelas. Maka, selama interogasi, kami tidak perlu mencari bukti-bukti bahwa terdakwa benar-benar menentang Soviet dengan kata-kata atau tindakan. Pertanyaan pertama yang harus ditanyakan kepadanya adalah dari kelas mana dia berasal, dari mana asal-usulnya, apa pendidikannya, dan apa pekerjaannya. Jawaban atas pertanyaan-pertanyaan ini akan menentukan nasib terdakwa. Demikianlah arti dan hakikat teror merah ini.” Keputusan sidang Dewan Pertahanan pada 15 Februari 1919 (yang jelas dipimpin oleh Lenin) menyarankan agar Cheka dan NKVD mengambil tawanan dari para petani di daerah-daerah tempat “pembersihan salju pada jalur-jalur rel kereta api tidak berjalan dengan memuaskan”, dan agar “tawanan-tawanan ini dieksekusi jika pembersihan itu tidak selesai dilakukan”.
Akan tetapi, sekalipun membatasi pandangan pada penahanan-penahanan biasa saja, kita dapat melihat bahwa pada musim semi 1918, jumlah pengkhianat sosialis sudah begitu melimpah dan terus melimpah tanpa ada penyusutan selama bertahun-tahun.
Pada 1919, orang-orang Rusia yang kembali dari luar negeri akan selalu dicurigai. (Mengapa? Apa tugas yang diberikan kepada mereka?) Karena itulah, perwira-perwira pasukan ekspedisi Rusia yang pergi ke Prancis ditangkap ketika pulang.
Pada 1919 ini juga terjadi penangkapan besar-besaran dalam kaitannya dengan berbagai persekongkolan yang benar-benar terjadi maupun yang tidak, semisal persekongkolan “Pusat Nasional” dan “Komplotan Militer”, dan eksekusi-eksekusi dilakukan di Moskwa, Petrograd, dan kota-kota lain berdasarkan daftar yang sudah dibuat—dengan kata lain, rakyat yang bebas ditangkap dan dieksekusi begitu saja ….
Sejak bulan Januari 1919 dan seterusnya, penjatahan makanan mulai diorganisasi dan detasemen-detasemen pengumpul makanan mulai dibentuk. Mereka mendapatkan perlawanan di semua wilayah pedesaan. Kadang perlawanannya bersifat pasif, tapi kadang dengan kekerasan. Berbagai perlawanan ini terus diatasi. Hasilnya berbentuk banjir penahanan selama dua tahun sesudahnya. Belum lagi ditambah orang-orang yang ditembak di tempat.
Pada bulan Mei 1920, dibuatlah keputusan Komite Sentral yang terkenal itu, yaitu keputusan tentang “kegiatan subversif di garis belakang”. Berdasarkan apa yang telah terjadi, kita tahu bahwa semua keputusan semacam ini adalah seruan penangkapan besar-besaran. Itu tanda akan terjadinya gelombang penangkapan.
Barulah pada 1920 kita tahu (atau gagal menyadari) bahwa terjadi pengadilan terhadap “Serikat Petani Siberia”. Pada akhir 1920, penindasan terhadap pemberontakan para petani di Tambov pun dimulai. Mereka ini sama sekali tidak diadili.
Tetapi, kesibukan yang paling besar saat mengusir orang-orang dari desa-desa di Tambov terjadi pada bulan Juni 1921. Di seluruh provinsi ini, didirikan kamp-kamp untuk menampung anggota keluarga para petani yang terlibat pemberontakan.
Bahkan sebelum itu, pada bulan Maret 1921, para pelaut di Kronstadt yang memberontak semuanya, dengan perkecualian mereka yang telah ditembak, dikirimkan ke pulau-pulau di Kepulauan ….
Pada tahun yang sama, penangkapan mahasiswa dimulai …. Selain itu, pada tahun 1912, penahanan anggota-anggota partai non-Bolshevik mulai diperluas dan disistematisasi. Bahkan, semua partai politik di Rusia telah berhasil dikuburkan, kecuali satu partai pemenang.
Pada musim semi 1922, Komisi Khusus untuk Perjuangan Melawan Kontra Revolusi, Sabotase dan Spekulasi, alias Cheka, yang belum lama diganti namanya menjadi GPU, memutuskan mulai ikut campur dalam urusan gereja. Badan ini diminta mengadakan “revolusi gereja”—yaitu menggeser semua pimpinan gereja dan menggantikannya dengan jajaran pimpinan yang satu telinganya diarahkan ke langit dan telinga satunya lagi diarahkan pada Lubyanka. Orang-orang dari organisasi yang disebut sebagai “Gereja yang Hidup” mulai menjalankan rencana ini. Tetapi, tanpa bantuan dari luar, mereka tidak dapat mengendalikan para pejabat gereja. Karena itulah, Patriarkh5 Tikhon ditangkap dan menjalani dua sidang pengadilan yang sangat terkenal, dilanjutkan dengan eksekusi di Moskwa atas orang-orang yang berani menerbitkan pembelaan terhadap sang Patriarkh dan eksekusi di Petrograd terhadap Metropolitan6 Veniamin, yang mencoba menghambat pengalihan kekuasaan gereja kepada kelompok “Gereja yang Hidup”. Di berbagai ibu kota provinsi dan distrik-distrik di dalamnya, para metropolitan dan para uskup ditahan, dan seperti yang selalu terjadi ketika ikan besarnya tertangkap, ada ikan-ikan kecil yang ikut terjaring: para pendeta, para biarawan, dan para diakon.7 Mereka juga menangkap orang-orang yang menolak mengucapkan sumpah setia pada gerakan “pembaruan” yang dilakukan kelompok “Gereja yang Hidup” ini.
Orang-orang yang taat beragama tidak pernah ketinggalan dalam setiap “panen” tahunan ini, rambut mereka yang beruban selalu menghiasi semua sel dan semua kendaraan tahanan yang berangkat ke Kepulauan Solovetsky.8
Sejak awal dekade 1920-an, penangkapan juga dilakukan terhadap kalangan ahli teosofi, mistikus, dan spiritualitas, misalnya kelompok yang dipimpin Count Palen, yang biasa menyimpan arsip resmi semua komunikasinya dengan dunia roh. Tidak ketinggalan pula paguyuban agamawan dan filsuf yang menganut ajaran Berdyayev. Kemudian orang-orang yang disebut “kaum Katolik Timur”—yaitu para pengikut Vladimir Solovyev—juga ditahan dan ikut dibinasakan, sama seperti kelompok A. I. Abrikosova. Tentu saja, yang tidak mungkin ketinggalan adalah orang-orang Katolik Romawi biasa, seperti pendeta-pendeta Katolik dari Polandia dan sebagainya, juga ikut ditahan—dan ini menjadi bagian peristiwa sehari-hari.
Akan tetapi, penghancuran agama sampai ke akar-akarnya di negara ini, yang selama dekade 1920-an dan 1930-an merupakan salah satu tujuan utama GPU-NKVD, hanya bisa tercapai setelah penangkapan massal para penganut agama Ortodoks. Para biarawan dan biarawati, yang jubah hitamnya telah menjadi ciri khas dari kehidupan Rusia masa lalu, dikumpulkan dari semua penjuru, ditangkap, dan dikirim ke pengasingan. Semua orang biasa yang aktif dalam kehidupan biara pun ditangkap dan dihukum. Jumlah orang yang ditangkap makin lama makin banyak, karena orang-orang biasa yang memiliki keyakinan agama juga diringkus, orang-orang tua dan terutama wanita-wanita tua, penganut agama paling setia dan selama bertahun-tahun setelahnya masih acap kali disebut sebagai “biarawati” di penjara-penjara transit dan kamp-kamp.
Tapi memang benar, mereka ini ditangkap dan diadili bukan karena mengimani ajaran agama, melainkan karena menyatakan secara terang-terangan keyakinan agama dan membesarkan anak-anak mereka dengan ajaran agama itu. Seperti yang ditulis Tanya Khodkevich:
Engkau dapat berdoa dengan bebas
Supaya hanya Tuhan yang bisa mendengarnya.
(Lalu, dia dihukum sepuluh tahun gara-gara dua baris puisi ini.) Seseorang yang meyakini sesuatu yang dia anggap sebagai kebenaran spiritual harus menyembunyikannya bahkan dari anak-anaknya sendiri! Pada dekade 1920-an, memberi pendidikan agama kepada anak-anak dianggap sebagai kejahatan politik menurut pasal 58: 10 Kitab Undang-Undang—dengan kata lain, dianggap sama seperti propaganda kontra revolusi! Memang, seorang terdakwa masih diberi kesempatan untuk meninggalkan agamanya di hadapan pengadilan. Hal semacam ini tidak sering terjadi. Tetapi, pernah ada seorang ayah yang meninggalkan agamanya dan pulang untuk membesarkan anak-anaknya, sementara ibunya pergi ke Kepulauan Solovetsky (sebab pada waktu itu, para wanita cukup teguh berpegang pada agama yang mereka yakini). Semua orang yang didakwa melakukan kegiatan religius dihukum sepuluh tahun, masa hukuman terlama waktu itu.
(Pada tahun-tahun itu, terutama pada tahun 1927, untuk membersihkan dan menyiapkan kota-kota besar bagi sebuah masyarakat murni yang hendak dibangun, mereka melengkapi dan mengirimkan semua pelacur ke Kepulauan Solovetsky bersama-sama para “biarawati”. Wanita-wanita yang mencintai kehidupan duniawi berlumur dosa ini mendapatkan hukuman hanya selama tiga tahun berdasarkan pasal yang lebih lunak di dalam Kitab Undang-Undang. Kondisi di kendaraan tahanan, di penjara-penjara transit, dan di Kepulauan Solovetsky sama sekali tidak menghalangi mereka untuk menjajakan barang dagangan kepada para administrator dan pengawal rombongan. Tiga tahun setelah ditangkap, mereka bisa pulang ke tempat asal sambil membawa koper-koper besar yang terisi penuh. Sementara itu, para tahanan dari kalangan yang religius dilarang kembali ke anak-anak mereka atau ke tempat kediaman sebelumnya.
Maka, sejak awal dekade 1920-an, terjadi gelombang penangkapan yang murni dilakukan terhadap bangsa kami sendiri ….
Gelombang-gelombang ini mengalir di bawah tanah melewati pipa-pipa yang menyalurkan semua limbah dari kehidupan yang berkembang di permukaan.
Pada 1931, setelah selesainya pengadilan terhadap Promparty, disiapkan pengadilan besar-besaran terhadap Partai Petani Pekerja—dengan dasar bahwa partai itu benar-benar ada (padahal, kenyataannya tidak pernah!) dan merupakan gerakan bawah tanah yang sangat besar serta terorganisasi di kalangan cendekiawan pedesaan, yang melibatkan para pemimpin koperasi konsumen dan koperasi pertanian serta kalangan terkemuka kaum petani, dan partai ini dianggap bersiap-siap menumbangkan kediktatoran kaum proletar. Pada saat pengadilan terhadap Promparty berlangsung, Partai Petani Pekerja ini—yang disingkat sebagai YKP disebut-sebut sudah benar-benar ada dan sedang ditahan .…
Akan tetapi, tiba-tiba saja pada suatu malam yang indah, Stalin mempertimbangkan semuanya kembali. Mengapa? Mungkin kita tidak akan pernah tahu alasannya. Mungkin dia ingin menyelamatkan jiwanya? Rasanya terlalu dini kalau dia ingin menyelamatkan jiwanya dari api neraka pada saat itu. Apakah dia melakukan perubahan itu semata-mata untuk lelucon segar setelah begitu lama mengambil keputusan-keputusan yang begitu mematikan, monoton, begitu getir? Namun, siapa yang berani menuduh Stalin pernah bergurau dan main-main?! Kemungkinan yang paling besar adalah bahwa Stalin memperhitungkan cuma 200.000 orang, toh akan mati juga akhirnya karena kelaparan. Jadi, untuk apa bersusah payah menangkapi mereka? Tiba-tiba pengadilan terhadap Partai YKP itu dibatalkan begitu saja. Semua orang yang sudah “mengaku” diberi tahu bahwa mereka diperbolehkan “membantah” pengakuan (bisa kita bayangkan betapa gembiranya mereka!).
Paragraf demi paragraf ditulis dalam laporan, dari tahun ke tahun. Namun, kita tidak dapat menggambarkan segala yang telah terjadi secara berurutan (tapi yang jelas, GPU telah melakukan pekerjaannya dengan efektif! GPU tidak pernah melewatkan satu kesempatan pun!). Satu hal yang perlu selalu kita ingat.
Para penganut agama, tentu saja, terus-menerus ditahan tanpa henti. (Namun, ada beberapa tanggal khusus dan periode-periode puncak penangkapan. Seperti misalnya “malam perjuangan melawan agama” di Leningrad pada malam Natal 1929, ketika mereka menahan sejumlah besar cendekiawan dari kalangan agamawan—dan tidak hanya semalam. Ini jelas bukan “dongeng Natal” belaka. Kemudian pada bulan Februari 1932, juga di Leningrad, mereka menutup banyak gereja pada saat bersamaan, sambil melakukan penahanan besar-besaran terhadap kaum pendeta. Dan, masih ada banyak tanggal dan tempat lain. Tetapi, belum pernah ada orang yang menceritakannya kepada kami.
Sekte-sekte Non-Ortodoks juga terus digempur ….
Permainan kartu besar-besaran kaum sosialis tentu juga terus berlangsung tanpa henti. Dan pada 1929, sejarawan-sejarawan yang terlambat dikirim ke luar negeri juga ditahan …. Sementara itu, dari ujung yang satu sampai ke ujung yang lain di negara ini, orang-orang terus dijebloskan ….
Sejak 1928 dan seterusnya, mereka merasa telah tiba waktunya untuk mengambil perhitungan dengan kalangan yang terlambat mengikuti jejak langkah kaum borjuis—yaitu orang-orang NEP9. Praktik yang biasa dilakukan untuk menindas mereka adalah dengan menetapkan pajak yang makin lama makin besar. Ketika sudah tidak lagi mampu membayar, mereka langsung ditahan dengan alasan kepailitan dan semua milik mereka disita. Negara pada waktu itu memerlukan properti dan emas. Demam emas yang terkenal itu dimulai pada akhir 1929.
Siapakah orang-orang yang ditahan pada periode ini? Semua orang yang selama kurun waktu lima belas tahun sebelumnya pernah memiliki “bisnis” swasta, pernah melakukan perdagangan umum, pernah mendapatkan upah dari keterampilan atau keahliannya, sehingga menurut perkiraan GPU, mereka ini mungkin saja memiliki dan menyimpan emas. Tetapi, sering kali mereka ini tidak memiliki emas. Mereka biasanya menanamkan uang ke bisnis real estat atau dalam bentuk saham, yang sudah dirampas pada masa Revolusi, sehingga tidak ada sedikit pun yang tersisa. Tetapi, orang-orang GPU tentu saja tidak mudah putus asa. Mereka masih menahan dokter-dokter gigi pembuat perhiasan, dan juru reparasi jam. Semua orang ini ditangkap dan dijejalkan ke dalam sel-sel GPU sampai jumlah penghuni sel tidak pernah dibayangkan sebelumnya. Tetapi, mereka yakin semua tindakan ini menjadi sangat berat dan demikian kacaunya sehingga pria dan wanita dipenjarakan di dalam sel yang sama, dan buang air di ember yang sama—dalam keadaan seperti itu, siapa yang masih akan peduli dengan sopan santun? Pokoknya keluarkan emasmu, hei ular-ular beludak! Ada satu metode yang selalu digunakan para interogator: memberi para tahanan makanan yang asin-asin dan tidak memberi air minum sama sekali. Barangsiapa yang menyerahkan emasnya, dia akan mendapatkan air! Sepotong emas untuk secangkir air segar!