Gunting

Yuditeha
Chapter #2

Sepakat

Jika bisa memilih, Rianti ingin kali ini tak ada liburan. Dia berharap langsung kuliah, bukan karena penasaran menjadi mahasiswa, tapi dia merasa liburan ini akan membosankan. Segala jenis pesta tidak ada karena dia harus bekerja di perusahaan Pak Tirta, papanya. Kesepakatan itu bermula saat Rianti meminta mobil dan Pak Tirta mengabulkan dengan syarat, Rianti harus bekerja selama liburan. Biasanya permintaan Rianti langsung dituruti, tapi kemurahan hati Pak Tirta kali itu lain. Belum selesai Rianti memikirkan hal itu, Pak Tirta memanggil. Dia menduga papanya akan membicarakan kesepakatan itu. Dengan acuh tak acuh Rianti mendekati papanya.

“Duduklah,” ucap Pak Tirta. “Papa sudah lihat hasil ujianmu. Lumayan juga,” sambungnya.

“Anak siapa dulu, dong,” kata Rianti berlagak belagu.

“Oya wali kelasmu bilang kamu sering ngebut dan papa tidak suka. Bertanggung-jawablah saat mengendarai sepeda motor."

“Kok Bu Tina tahu?”

“Jadi benar?”

“Hehe. Peace,” sahut Rianti sambil mengacungkan dua jari, telunjuk dan tengah.

Pak Tirta menasihati Rianti agar tidak sembrono dan tidak menyia-nyiakan masa depan dengan melakukan hal berbahaya. Pak Tirta lantas mengingatkan kesepakatan mereka. Rianti terlihat cuek.

“Jangan pura-pura lupa,” kata Pak Tirta.

Rianti jelas masih ingat, bahkan baru saja memikirkannya, tapi dia malas menanggapi. Pada saat membayangkan mobil, hatinya senang tapi membayangkan syaratnya cukup membuat jengah.

“Oke, Pa. Oke. Aku masih ingat, kok.”

“Mulai besok kamu sudah masuk.”

“Hah! Besok?” Rianti terkejut, dia tidak menyangka secepat itu. Dia merasa ada yang perlu dipersiapkan. Karena itu dia minta diberi waktu sepekan lagi.

Lihat selengkapnya