GURU

Di Pindho Bismoko
Chapter #8

Operasi

Malam setelah berdiskusi, mereka berkumpul untuk membicarakan rencananya. Seperti yang sudah dibicarakan sebelumnya, Penta dan Feri berkolaborasi untuk melakukan analisis serta penyusunan strategi agar apa yang mereka lakukan tidak tertangkap oleh satuan pengamanan gedung itu.

"Latief, kamu adalah pengatur waktu kami. Karena kamu yang akan mengalihkan perhatian satpam. Nyalimu cukup besar. Kebohonganmu takkan terungkap karena kamu jelas memiliki mental baja yang membuatmu tidak gemetar saat berbohong. Feri kamu komando kami. Kamu yang memberi informasi kondisi aman atau tidak dan memberi kode bila waktu kita habis."

"Tidak...tidak...biarkan aku bersama Ipeh. Aku tak cukup baik dalam koordinasi. Penta, kamu lebih cocok pada posisi itu. Biarkan aku bersama Ipeh. Ipeh cepat, dan aku tahu setiap sudut di tempat ini."

"Baiklah, semua harus peka pada siulan nada tinggiku. Bila kalian mendengar siulan itu, berarti waktu kalian sudah habis. Latief, jangan lupa lari setelah satpam itu kami alihkan perhatiannya ke gedung bagian belakang. Pakai topimu agar wajahmu tak tertangkap kamera pengaman."

"Ipeh dan Feri, bawa barang curian itu ke hutan sisi timur gedung itu. Di sana ada semak-semak guguran cemara. Tutup dengan guguran itu. Kita ambil keesokan harinya."

 Setelah melakukan perencanaan matang mereka bergegas menuju target operasi mereka. Latief datang menghampiri satuan pengaman tersebut lalu mencoba menanyakan beberapa pertanyaan yang sebenarnya hanya basa-basi.

Ketika mulai aman, Penta memberi kode kepada Feri dan Ipeh agar segera memasuki gudang gedung dan mengambil apa saja yang berharga.

Sepuluh menit berlalu, sudah terlalu lama. Satpam akan segera mencurigai basa-basi Latief. Latief juga mulai nampak gelisah. Penta segera memberi kode pada mereka semua agar segera menyelesaikan operasi mereka.

Karena panik, Ipeh menjatuhkan sebuah besi. Satpam bergegas lari menuju sumber suara, Latief berlari mengira Ipeh dan Feri telah meninggalkan gedung.

Penta yang tahu bahwa mereka berdua belum keluar segera memanjat dinding pembatas, menarik ketapelnya kuat-kuat dan melepaskan peluru batunya tepat di kepala satpam itu.

Lihat selengkapnya