“Fa, mana jantanmu yang sedang birahi?”
“Di kandang belakang, kenapa Gus? Ada jodohan?”
Lalu Yandi menimbrung
“Ini Fa, aku ada satu betina coklat.” katanya
“Wah, kayaknya jantanku kurang mau dengan betina warna coklat.”
Kujawab dengan keheranan
“Tahu darimana kamu?” tambahku“Ini betina bibit badannya ramping dan seksi Fa sudah harus dijodohkan, lumayan jika nanti dapet anakan bagus. Toh jantanmu juga sudah harus dijodohkan. Kita sama-sama ambil anakannya saja untuk dilombakan nanti”
Yandi merasa tersinggung jengkel
“Iya, kau tahu darimana Fa? Burung ya burung saja. Jodoh tinggal dijodohkan saja. Nanti anakannya jika jantan akan kukasih padamu. Yang betina aku ambil.”
Dengan entengnya Tofa menjawab
“Sudah pernah minggu lalu kucarikan jodohan, lalu Pak Sulaeman dengan senang hati ngasih betina coklat dan akhirnya keket tetapi kulepas kemudian soalnya tidak keket santer.”
Aku terheran, Yandi malah melongo tak karuan. Pak Sulaeman adalah peternak burung dara kualitas jempolan di desa ini. Burung-burungnya jika dilomba balapkan pasti seminimal-minimalnya bisa menyabet juara tiga. Dan Tofa dikasih burung betina coklat dari Pak Sulaeman secara cuma-cuma.