"Sorry gue udah buat kalian nunggu lama," sahut orang yang kedatangannya mengagetkan Seka juga Mahanta.
"Ane?" hanya itulah kata yang dapat seka juga Mahanta lontarkan.
Seka memfokuskan pandangannya berkali kali, mungkin ia salah lihat. Karena saat ini ia sedang melihat seseorang wanita yang sangat ia kenal sedang memakai jubah mandi, rambut yang masih dicepol keatas, juga tote-bag yang bertengger di bahu kirinya, tak lupa kacamata bernuansa cokelat yang menambah estetika pada wajah cantiknya, dan juga sepatu wedgess yang menambah indah bentuk kaki jenjangnya.
"Haiii." Ane melayangkan tangannya ke udara, melambai bak seorang dewi. Ia mulai jengah melihat kedua temannya yang hanya melotot ke arahnya.
Lagi, Ane melambaikan tangan kanannya untuk kedua kalinya, sambil tangan kirinya melepaskan kacamata yang sedari tadi bertengger di atas hidungnya.
'Dia, masih tetap cantik.' Guman Mahanta dalam hati. Ia merasa jantungnya mulai berdetak tak karuan, sama seperti 3 tahun yang lalu. Mahanta mulai mengambil nafas dalam-dalam, mulai kembali pada kehidupan nyata.
"Ane, lo tau ini jam berapa?" suara Mahanta terdengar sangar nyaring di kedua daun telinga Ane, entah sudah berapa kali ia dimaki orang, padahal ini masih pagi. Laki-laki itu berbicara tanpa menatap lawan bicaranya, ia malah kembali duduk dan menyilang kan kakinya.
"Maaf." Ane menundukkan kepalanya dalam-dalam, ia tahu kalau ia salah saat ini.
"Dan,, lo,__" Seka menggantung ucapannya.
"Lo kesini nggak tidur sambil jalan kan?" Sahut Seka sembari menatap penampilan Ane dari atas hingga bawah.
"Gue tau sekilas penampilan gue kayak artis-artis Korea yang sukanya pakek baju gini kalo keluar," jawab Ane dengan percaya diri sambil memakai kacamatanya kembali, ia mengira Seka sedang memujinya.
"Sejak kapan Artis Korea suka pakek jubah mandi kalo keluar?" tanya Seka sambil memutar tubuh Ane menatap kaca yang ada di depannya.
"Whaaaaaat." Ane membelalakkan matanya sempurna, ia mulai berfikir akan ada berita besar tentangnya saat ini juga. Sungguh memalukan.
"Ya,,, ini kan baru ini__"
"Kalo ngomong yang jelas," sindir Seka, ia tahu Ane sedang mencari alasan. Sikap Ane terlalu mudah di tebak Seka yang sudah mengenal Ane cukup lama.
"Ya ini baru trend di kalangan selebgram." Dusta Ane sembari mengukir paksa senyuman di bibirnya.
Sejak kapan selebgram keluar rumah makek jubah mandi seperti ini?
"Cepetan keruang Make-up, jam 1 nanti gue udah ada acara," sahut Mahanta sambil berdiri dari tempat duduknya.
"Ndhis, setengah jam lagi gue balik, harus udah selesai semua." Ucapnya pada Andhisty, Make-Up Artist yang selalu ia andalkan untuk menyulap modelnya menjadi sosok malaikat cantik.
Mahanta segera meninggalkan tempat itu dan segera menemui temannya yang sedari tadi menunggunya cukup lama. Sesaat Mahanta lupa akan janjinya akibat terlalu lama memperhatikan Ane, ia sudah lama tak melihat secara langsung wajah gadis yang selalu memporak-pondakan hatinya secara langsung. Ia hanya melihat pada papan iklan, majalah, sosial media bahkan televisi.
"Judes banget." Ucap Ane terhadap Mahanta secara gamblang.
"Makanya kalo melar jamnya jangan kebanyakan." Sindir halus Seka padanya.
Ane mengerucutkan bibirnya, seolah tak terima dengan cibiran Seka "Lo tahukan jalanan Jakarta kayak apa kalo pagi." Balas Ane sambil berjalan ke arah ruang Make-Up.
"Lo juga harus tahu, gue kesini juga dari Jakarta Mahar."
"Seka," ucap Ane dengan nada tak suka. Ane memang tak suka temannya itu menyebut nama belakangnya.
***
"Sorry buat lo nunggu lama, kenapa nggak langsung ke base camp?." Mahanta mendudukkan dirinya tepat di samping Puan.