Guys & Girls

Ayuk SN
Chapter #3

Viral

"Dan lo harus lihat ini," Seka memberikan ponselnya pada Ane, Ane mengamati berita yang sedang viral hari ini.

Mata Ane membulat sempurna, ia tahu kejadian ini pasti ada dampaknya.

"Sial." Ane tak dapat menahan emosinya, gosip online semakin luas dan bringas menyebarkan berita tentang kejadian tadi pagi. Apa salahnya keluar dengan jubah mandi? Toh masih menutup dan sopan.

"Gue kan udah bilang, jaga sikap lo, lo bisa ngerusak karir lo dengan mudah yang selama ini lo bangun susah-susah kalo sampek lo lepas kendali lagi."

"Cepat Dm akun itu, minta dia ngehapus berita itu, gue berani bayar berapapun asalkan berita itu menghilang dari sana sekarang juga."

"Nggak semua hal bisa di selesaikan dengan uang Ne." Jawan Seka cepat.

"Emang apa salahnya keluar sama jubah mandi, toh gue masih tetep cantik kan, dasar julik." Ane kembali melangkahkan kakinya pada tempat yang dijadikan spot foto model berikutnya.

Seka hanya dapat menggelengkan kepalanya melihat sikap sahabatnya yang selalu saja seperti itu. Ia sudah tak kaget lagi dengan Ane yang selalu di serbu oleh gosip online, karena tingkah Ane yang di luar nalar orang normal.

"Untung lo cantik Ne, kalo enggak gue yakin nggak ada orang yang mau kenal lo." Seka berbicara gamblang, namun Ane seolah tak menggubris dan melanjutkan langkahnya kembali.

***

"Ta, lo kenal sama tu cewek?" Dendra kembali menggencar Mahanta dengan pertanyaan yang membuat Mahanta ingin segera beranjak dari sisi Dendra. "Gilak cantik banget, gue berani ninggalin semua cewek-cewek gue kalo sampek dia mau jadian sama gue," Sambungnya lagi dengan percaya diri.

Ya, Dendra Abraham, lelaki playboy yang belum pernah sama sekali memacari seorang gadis. Namun jangan salah, ia mempunyai gebetan dimana-mana. Menurutnya pacaran hanya membuang-buang waktu dan fikiran, ia lebih senang berkencan sekali, dua kali dengan beberapa model yang ia kenal sehabis selesai pemotretan.

Lebih dari 20 model cantik pernah jatuh hati padanya. Tapi tak satupun yang pernah menjadi kekasihnya, ia hanya berkencan tanpa memberi status yang lebih pada mereka.

"Gue juga baru liat pertama kali ini ada cewek secantik itu," Sambung Janu yang sedari tadi hanya menjadi pendengar setia.

"Gimana kalo kita taruhan? Siapa yang berhasil ngajak dia kencan dalam kurun waktu dua hari,," Fahraz menjeda ucapannya sembari menghisap rokok yang baru saja ia nyalakan. "Mobil gue hadiahnya." Sahutnya lagi sembari menenteng kunci mobil di tangan kirinya.

Range Rover warna abu abu tua doff yang baru ia beli beberapa minggu lalu menjadikan taruhannya, sangat menggiurkan.

"Daripada lo buat taruhan mending gue jadiin pacar beneran." Dendra mulai jengah dengan perilaku Fahraz yang tak pernah berubah.

Dendra mulai berdiri dari tempat duduknya, ia melangkah menjauhi teman-temannya.

"Lo mau kemana?" Janu mulai angkat bicara.

"Berjuang," jawab Dendra sembari mengepal kedua tangannya dan mengangkat tinggi-tinggi, ia sangat bersemangat. "Mumpung masih muda, wajah tampan, dan banyak uang!!." Sambung Dendra percaya diri yang membuat Fahraz dan Janu hanya dapat menggeleng-gelengkan kepala.

Dan disisi lain Mahanta mengepal kuat minuman kaleng yang sedari tadi ada di tangan kanannya, ia seperti mendengar genderang perang dari lawannya.

'Sial,' batin Mahanta dalam hati.

***

"Hai," sapa Dendra penuh dengan senyuman percaya diri, sembari tangan kanannya melayang ke depan memberikan minuman kaleng pada Ane.

Ane melirik sekilas tangan yang yang ada di depannya. Tak lama karena ia kembali sibuk dengan ponselnya.

"Cuaca panas, kalo lo nggak ambil sekarang mungkin minuman ini gak akan dingin lagi." Dendra kembali membuka suara walaupun masih tak ada respon dari lawan bicaranya, ia terus menatap wajah gadis yang ada di depannya, kata kata memuji tak pernah habis dalam pikirannya.

Inilah gadis yang ia cari selama ini, cantik, namun juga sulit untuk didekati. Menurut Dendra, Ane berbeda dengan model-model yang sebelumnya ia kenal, yang selalu terpikat akan pesona seorang Don Juan yang berdiam dalam wajah Dendra.

Sikap cuek Ane seperti ini membuat Dendra semakin jatuh dalam muara cintanya.

Ane mendongakkan kepalanya, menatap orang yang sedari tadi menggangu konsentrasinya mengecek jadwal kegiatannya hari ini yang baru dikirimkan Seka melalui email-nya. Ia berdiri dari duduknya mensejajarkan tingginya dengan Dendra.

Senyuman terukir di wajah tampan Dendra saat Ane mulai merespon tingkahnya.

"Makasih," ucap Ane sekilas lalu kembali duduk ketempat semula.

"Sibuk banget ya?" Dendra mengambil tempat duduk yang tak jauh dari Ane.

"Hemm," Ane hanya berdeham, sedangkan pandangnnya terus fokus pada ponselnya.

Dendra terus menerus mengarahkan pandangannya pada Ane, ia tak rela sedetikpun berpaling dari sana. Walaupun hanya untuk berkedip.

Saat ini Ane sudah berganti kostum. Ia memakai baju warna hitam tanpa lengan yang membuat leher jenjangnya nampak semakin indah dengan bawahan plaid pants.

Lihat selengkapnya