Guys & Girls

Ayuk SN
Chapter #7

Rasa Hati

"Ne, Lo hutang penjelasan sama gue."

“Penjelasan?” 

sahut Ane sambil melirik singkat lawan bicaranya. Ia masih fokus dengan jalan.

“Kenapa lo pergi ke restoran itu dengan tampilan lo yang kayak gini?”

“Kayak gini gimana?”

“Lo itu udah mirip badut yang ada di Ancol, dan sejak kapan blush-on ada yang warnanya hitam?”

“Ooo ini, gue makek lipstik yang tadinya gue pakek ke bibir, ya gue cuma sayang aja Ka barang-barang endors gue banyak yang kebuang sia-sia, nggak ada salahnya dong kalo gue manfaatin,” alibi Ane.

“Mike? Tadi lo make nama itu, itu juga nama endors?” sindir tajam Seka.

"Cerita sama gue, siapa tahu gue bisa bantu lo, udah dari zaman orok Ne kita temenan.” Sambung Seka kembali.

“Gue cuma mau ngisi perut gue yang laper, emang ada yang salah,”

“Penampilan lo kesana yang salah,”

“Lo tau kejadian tadi pagi kan, bayangkan gimana nasib gue pergi ke tempat itu tanpa penyamaran? Gue bisa di telan orang mentah-mentah,”

“Ya kalo lo tahu gitu ngapain lo pergi makan ke sana, lo cukup pesen online kayak biasanya.”

“Gue fikir juga gitu, tapi waktu gue keluar dari lift ada banyak wartawan di depan pintu apartemen gue, gimana gue bisa masuk?" "Yaudah daripada diserang mereka mending gue kabur aja, akhirnya gue pergi ke restoran tadi.”

“Kan lo bisa pergi ke apartemen gue, nanti gue beliin makanan yang lo mau.”

“Gimana gue bisa minta tolong lo setelah gue marah-marah sama lo tadi.”

Seka menepuk pundak Ane perlahan.

"Gue udah kebal sama mulut lo. Lain kali kalo lo ada apa-apa bilang sama gue, gue pasti bantu.” 

Ane tersenyum simpul, mendengar ucapan Seka seperti itu seolah menenangkan baginya.

Tak menunggu lama, mereka pun sudah sampai di tempat yang mereka tujuan. Ane memarkirkan mobilnya di tempat paling teduh.

“Lo nggak mungkin keluar dengan model wajah yang kayak gini kan?” 

Seka menarik tangan Ane saat tangan itu berniat membuka pintu mobil.

Seketika Ane menyambar tas make-up yang ada di jok belakangnya. 

Ia mulai membersihkan wajah juga bibirnya dengan micellar water. Kapas yang dulunya berwarna putih kini warnanya berubah menjadi coklat, bahkan hitam.

Ane mengambil pelembab dan lipstik warna merah agar wajahnya nampak lebih segar, bahkan Ane melepaskan jacket candigan serta topi yang sebelumnya ia gunakan, ia kembali mencepol rambutnya, memamerkan leher jenjangnya.

“Selesai.” 

Sahut Ane lalu keluar dari mobil diikuti oleh Seka.

“Waaa,,, masih seperti 6 bulan lalu, cantik sekali anda nona Anestessi.”

“Ane aja nggak usah panjang-panjang.” 

Ketus Ane sambil memiringkan tubuhnya, menghindari pelukan dari Taraka, pria yang umurnya jauh lebih tua darinya.

Mereka memang sudah sering melakukan kerja sama, setiap Taraka meluncurkan produk kecantikan baru, pasti Ane selalu menjadi BA utama yang ia gunakan untuk mempromosikannya.

Walaupun cuek, Ane mempunyai kinerja yang sangat kuat, entah dengan apa sehingga menarik konsumen untuk mengenakan setiap produk yang di promosikan olehnya.

“Hai Ka.” Sahut Taraka sambil memeluk sepupunya itu.

“Makasih udah bikin dia mau memperpanjang kontrak sama gue,” sahut Taraka sambil mengedipkan mata Kirinya, Seka hanya dapat tertawa dengan tingkah sepupunya itu.

***

Satu

Dua.

Tiga.

Crekkk

Ane mulai berpose sembari memegang satu palette eyeshadow, baju rajut warna hijau serta make-up yang natural menambah kesan klasik pada wajahnya.

Lihat selengkapnya