"Serius?" tanya Ane tak percaya.
"Iya Ne." Andhisty meletakkan pelembab itu di nakas yang ada di sampingnya. Tangannya merogoh benda pipih yang ada di Tote-bagnya.
"Nih."
Ane menerima ponsel itu, mengamati pengumuman gambar yang ada di sana, senyumnya mengembang.
"Sekali lagi selamat." Ulang Andhisty.
"Tapi kan baru 10."
Andhisty menghela nafas panjang, ia tahu Ane belum mengetahui tradisi tahunan SMA Garuda.
Lomba fotografer besar-besaran yang tak hanya diikuti oleh anak SMA Garuda saja. Tapi perlombaan itu di buka untuk umum, untuk SMA Se-Jawa Barat. Jadi masuk 10 besar itu sudah sangat beruntung.
"10 dari berapa ratus peserta Ne?"
Ane menggaruk tengkuk lehernya yang tak gatal, ia menyengir ke arah Andhisty.
"Gue kira tadi cuman anak SMA Garuda yang menjadi peserta."
"Gimana? Lo jadi sekolah di tempat gue?" tanya Andhisty sembari tangannya mulai sibuk dengan peralatan make-up di wajah Ane.
"Belum tahu sih."
Benar, Ane bahkan belum yakin ia akan sekolah di tempat umum, karena sebelumnya ia home schooling.
Ane hanya belum terbiasa berbaur dengar orang banyak. Padahal ia seorang model, seharusnya tak merasa begitu karena ia terbiasa dengan keramaian orang-orang yang menontonnya berjalan di atas catwalk.
"Website pendaftaran sudah gue kirim Ne, keburu penuh." Sahut Andhisty.
"Gue jamin, sekolah gue santai banget,l. Kalo lo mau dispen atau izin karena ada acara pemotretan atau apa juga boleh dan gampang banget. Cuman izinnya nggak boleh lebih dari 3 kali dalam 1 minggu, kecuali sakit." Jelas Andhisty lagi.
SMA Garuda, memang SMA swasta yang mempunyai peraturan beda dari sekolah manapun. SMA elite yang terkenal dengan fasilitas yang sangat menunjang seluruh kreatifitas siswanya.
Namun yang harus kalian catet, selain biayanya Yang sangat mahal, siswa-siswi sekolah ini juga di tuntut mempunyai otak yang sangat cerdas, dilihat dari seleksi ketat PPDB-nya. Berbagai macam soal susah di jabarkan di sana.
"Iya, nanti gue pikirin lagi." Jawab Ane.
"Oh ya besok malam di rumah Mahanta mau ada acara, lo ikutan kan?"
"Kayaknya nggak deh," Ane memejamkan kedua matanya karena saat ini Andhisty sedang mengenakan eyeshadow pada kelopak matanya, memperindah kelopak itu dengan keahliannya membuat Smokey eyes.
"Jadwal lo padet banget ya?"
"Ada jamuan keluarga besar," Ane memilih berbohong daripada berterus terang dengan hubungannya dengan Mahanta yang tak pernah akur.
Cerita masa lalu membuatnya sangat membenci sosok Mahanta. Itulah mungkin penyebab Mahanta tak mengundangnya.
Satu
Dua
Tiga
Ckrekkk
Ane mulai berpose dengan kedua tangannya memegang ranjang rotan yang penuh dengan produk kosmetik keluaran terbaru dari PT. CT Utama.
Gaun hitam tanpa lengan yang panjangnya sampai mata kaki dengan sobekan yang menjuntai hingga lutut, di padu dengan sepatu high heels warna hitam dengan gaya rambut yang di urai kesamping dan ujung rambut yang di curly, membuat seorang Anestessi Maharanendra sangat sempurna di depan kamera.
"Istirahat 30 menit," Terdengar suara nyaring dari Taraka. Membuat seluruh kru mulai meninggalkan lokasi. Ane berjalan ke arah kursi duduknya, memposisikan diri senyaman mungkin di sana.
"Ada wawancara singkat," Seka membuka tutup botol dan memberikannya pada Ane,
"Minum dulu biar nggak tegang, lo tinggal jawab seadanya,"
Ane mengambil botol mineral itu dan meminumnya hingga tersisa setengah. Ane memberikan botol air mineral itu kepada Seka. Seka mengambilnya dan meletakkan di nakas yang ada di sampingnya.
"Mereka nggak akan membahas masalah jubah mandi kan?"
Ane mulai mengambil kaca dari tas make-up nya. Mengaca sebentar untuk mengecek penampilannya.
"Aman,"
"Udah siap?" Taraka mengulurkan tangannya, ia berniat menggandeng tangan Ane.
Ane berdiri dari tempat duduknya dan berjalan begitu saja tanpa mengindahkan tangan Taraka yang masih terulur ke arahnya.
"Baik lah," Taraka memasukkan tangan kanan di saku celananya, ia mulai berjalan, dan mengimbangi langkahnya dengan Ane.
'Cinta itu kejam,' Seka mulai bermonolog, ia melihat dengan mata kepalanya sendiri bagaimana sepupunya yang tampannya maksimal itu di tolak.
Seka mengambil iPad yang ada di dalam tote-bag nya, mulai membuka email yang mulai penuh dengan beberapa pesan.