Kisah ini dimulai dengan hari-hari yang biasa aku lalui. Tahun-tahun yang biasa aku jalani. Aku adalah anak yang lahir dan tumbuh di dalam keluarga yang berkecukupan. Ayahanda dan Ibunda yang masih diberi kesempatan untuk hadir hingga kini menemani perjalanan hidupku. Aku adalah buah hati pertama mereka dan kakak dari adik-adikku. Hasil dari kehidupan kecilku yang kurang pantas untuk diceritakan menjadikanku pribadi yang senang akan kekerasan tanpa mengenal batas-batas wajar dan keceriaan anak-anak di usiaku. Yah, tiada hari tanpa membuat masalah. Mungkin itu selintas perkenalan tentang diriku.
Sebelum membaca lebih jauh, aku hanya ingin berpesan. Jangan berekspektasi di sini kau akan menemukan sosok pangeran dengan kehidupan yang mengagumkan ataupun segala sesuatu yang dicapainya menjadi impian kebanyakan orang. Kisah ini bercerita tentang perjalanan yang kelam. Namun yang kuyakini, di dunia ini tidak ada yang benar-benar putih dan tidak ada yang benar-benar hitam, tidak ada kebenaran yang mutlak di muka bumi ini. Begitu juga kehidupan, terang tidak selalu berarti baik dan kelam tidak selalu berarti buruk. Semua tergantung dari sudut pandang mana kita melihatnya. Aku hanya melangkah mengikuti aliran sang waktu, bayangan semu yang menyusuri sisi lain dari kehidupan ini. Berharap tidak kudapati tatapan-tatapan yang memandangku sebagai sebuah kegagalan ataupun kesia-siaan, meski itu adalah suatu ketidakmungkinan. Namun sekali lagi, di sini aku hanya memandang dunia dari jendela yang berbeda. Nilai kita tetap satu dan sama.