AKHIRNYA Habibah selesai juga memandikan Shiro. Sekarang kucing betina berbulu putih itu sudah kembali bersih dibandingkan tubuhnya tadi yang kotor dan bau karena habis kecemplung got.
"Nah, jadi segeran dan wangi kan habis grooming? Makanya lain kali kalau main jangan dekat-dekat got."
Teringat waktunya memasak, Habibah pun beranjak ke dapur dan meninggalkan Shiro yang masih sibuk menjilati bulunya.
"Meong ... meooong ... meooooong ...!"
"Meong ... meooong ... meooooong ...!"
Belum lama Habibah meracik bumbu untuk dimasak, keadaan rumah sudah diramaikan suara meongan kucing. Jelas bukan hanya meongan Shiro ketika tertangkap juga suara kucing lain yang bersahut-sahutan dengan Shiro.
Penasaran, Habibah menghampiri Shiro yang tengah berdiri di depan jendela. Ternyata di luar jendela ada kucing lain. Habibah tidak tahu bahasa perkucingan. Tetapi kalau melihat kucing berbulu hitam di luar, sepertinya bermaksud mengajak Shiro untuk keluar. Mungkin mau diajakin nge-date.
"Pacarmu ya, Shiro?" gumam Habibah setengah menggoda kucingnya.
"Meong ...." Meongan Shiro menyertai kepalanya yang mendongak Habibah.
Kucing hitam di luar pun masih mengeong-ngeong dengan lantangnya.
"Ada apa sih, Bibah? Ramai banget." Habibi datang dengan muka bantal dan rambut awut-awutannya.