"MAS HABI, ayo, cepetan!" seru Habibah yang sudah berdiri di depan teras rumah dengan penuh semangat hingga tak sabar menunggu Habibi mengambil kunci motornya.
Bagaimana tidak semangat coba kalau sore ini ia dan Habibi akan ngabuburit di alun-alun taman kota. Yap, puasa di bulan Ramadan memang belum lengkap rasanya tanpa kegiatan di sore hari menjelang magrib sambil menunggu waktu berbuka puasa tersebut. Apalagi kalau dilakukannya bareng pasangan terkasih. Eit, tentunya yang sudah halal and hopefully till fiddunya wal akhiroh.
Setiba di alun-alun taman kota, pemandangan langsung disuguhkan oleh keramaian masyarakat setempat. Ada yang menjajakan aneka macam takjil, anak-anak yang riang gembira bermain odong-odong, serta sekawanan remaja yang sekadar kongko-kongko di bangku taman pinggir pedestrian.
Omong-omong kembali soal takjil, jiwa berburu Habibah seketika menyala on red code. Pancaran matanya yang sekinclong piring bekas opor habis dibilas ala iklan sabun cuci piring dengan kesegaran wangi jeruk nipis itu sepadan reaksi mupeng alias muka pengen saat tak henti-hentinya ia memindai deretan stand penjual aneka jajanan takjil. Dari bubur sumsum, asinan, sempolan ayam, sate telur puyuh, klubanan, bakmi, serabi, rujak, kolak, es cincau, es blewah, es biji selasih, aneka kue basah, hingga aneka gorengan.
"Mas, aku mau beli takjil," ujar Habibah menarik-narik antusias lengan baju Habibi.
"Iya, tapi kamu beli sendiri nggak apa-apa, kan? Ada teman mas di sana. Mas mau temui dia dulu."
"Siiip, Mas."
Habibah pun langsung ngacir ke kerumunan pembeli takjil lainnya. Berbagai macam hidangan takjil terlihat enak-enak sampai rasanya pingin Habibah borong semua.
Tapi ....
Antara keinginan dan kebutuhan itu berbeda, kan? Jika kebutuhan adalah hak jasmani dan rohani, maka keinginan adalah tempatnya hawa nafsu. Dan hawa nafsu itu sangat rentan godaan setan.
Bulan Ramadan merupakan bulan yang penuh berkah, limpahan pahala, serta ampunan dosa. Sejatinya bukan saja hanya menahan haus dan lapar, melainkan juga mampu menundukkan hawa nafsu. Di antara berkah bulan Ramadan ialah dibelenggunya setan-setan yang senantiasa ingin menyesatkan manusia. Artinya ketika seseorang berniat melakukan maksiat, teringatlah ia akan kesucian bulan Ramadan sehingga urung berbuat dosa.
Namun, tak jarang hawa nafsu yang menyatu dalam jiwa manusia justru menjadi sumber rusaknya akhlak selain pengaruh setan. Rasa tak pernah puas akan keinginan duniawi pada akhirnya yang mendorong seseorang terjerumus maksiat. Itulah mengapa meskipun setan dibelenggu, bukan berarti tidak ada maksiat.