Habibi & Habibah

Arineko
Chapter #21

Martabak Manis

“MANA, MAS ... MANA?! Martabak manis pesananku dibeliin, kan? Eh, itu ya, Mas, yang di keresek?”

“Bibah ... Bibah ... suami baru pulang kerja, yang ditanyain kok martabak manis.” Habibi menyipitkan mata. Sedetik lebih cepat menyembunyikan kantong keresek yang berusaha diraih Habibah, malah punggung tangan kanan Habibi disodorkannya tepat di depan hidung istrinya itu.

Habibah menyengir lebar. Dibawanya punggung tangan Habibi untuk salim. Selesai salim, Habibah pasang cengiran lagi ala ada maunya.

“Iya-iya, nih, martabak manis cokelat keju pesananmu,” desah Habibi seraya memberikan bungkusan dalam kantong keresek bertuliskan nama kedai kue martabak manis tersebut dibeli.

“Asyik! Asyik!” Tanpa ba-bi-bu, Habibah dengan heboh memanggul martabak manisnya dan langsung ngacir ke meja makan.

Habibi cuma bisa melongo dan garuk-garuk pipinya yang tiba-tiba digigit nyamuk nakal. Hampir saja Habibi mengecek buku nikahnya untuk memastikan bahwa orang yang dinikahinya itu beneran wanita dewasa dan bukan anak umur lima tahun.

Sehabis ganti baju rumahan, Habibi menghampiri Habibah yang lagi nikmat memakan martabak manis rasa cokelat keju kesukaannya.

“Bibah, coba tebak. Apa yang harus diingat-ingat sebelum makan martabak manis?” tanya Habibi tiba-tiba.

“Ingetin ke penjualnya supaya kasih toping cokelat sama kejunya yang buanyak dan luuumer,” jawab Habibah sambil menjilati lumeran cokelat yang menempel di jarinya.

Nehi!”

Lihat selengkapnya