Habibi & Habibah

Arineko
Chapter #32

Tekdung Tralala

DINI HARI, Habibi dikejutkan oleh erangan Habibah. Rasa kantuk otomatis tergantikan kepanikan Habibi melihat istrinya terbungkuk-bungkuk memegangi perut.

“Aduh, Mas ... perutku sakit!” erang Habibah semakin keras.

“Bibah, bertahanlah. Kita akan segera ke rumah sakit.” Dengan hati-hati, Habibi membantu Habibah menuju kendaraan.

Beruntung Habibi tidak harus susah-susah mengangkut Habibah dengan gerobak seperti adegan dalam sinetron dan masih pula ditambah hujan-hujanan.

IGD rumah sakit yang senantiasa membuka pelayanan 24 jam menjadi tempat di mana Habibah tengah ditangani oleh para petugas medis sekarang ini. Di sisi lain, Habibi pun tak hentinya berharap-harap cemas menunggu hasil pemeriksaan dokter.

Habibi menaikkan sarungnya yang nyaris melorot karena kebanyakan mondar-mandir. Siapa peduli dengan penampilannya saat ini yang hanya bersetelan sarung cap Gajah Rebahan, kaus oblong hadiah dari toko cat tembok, dan sandal jepit bergambar Pororo. Wis mbuh lah, mana sempat Habibi ganti baju selagi saking terburu-burunya membawa Habibah ke rumah sakit.

“Dokter, bagaimana keadaan istri saya?” Serta-merta Habibi menodongkan pertanyaannya pada dokter yang usai memeriksa Habibah.

“Istri Anda baik-baik saja,” sahut dokter wanita itu.

“Maksud dokter ....” Perkataan Habibi teralihkan oleh kemunculan Habibah dari balik tirai satu yang lebih menghebohkan daripada kemunculan mobil. “Bibah, kamu nggak kenapa-kenapa, kan?”

Lihat selengkapnya