MINGGU demi minggu, Habibah melalui fase kehamilannya bersama Habibi yang selalu setia mendampinginya. Betapa bersyukur Habibah memiliki suami penuh cinta seperti Habibi. Bukan saja kepada dirinya, melainkan juga calon buah hati mereka yang diprediksikan kembar.
Kini memasuki usia sembilan bulan kandungannya, Habibah semakin tak sabar menanti kelahiran si kembar. Hasil pemeriksaan sebelumnya menyatakan bahwa janin dalam keadaan sehat dan sangat memungkinkan bagi Habibah melahirkan secara normal.
Menjelang tengah malam ini tiba-tiba Habibah merasakan sesuatu di perutnya. Segera ia membangunkan Habibi yang tidur di sebelahnya.
“Mas ... Mas ... p-perutku sakit, Mas. Sepertinya s-sudah mau kontraksi ini, Mas.”
“Kamu mau melahirkan, Bibah? Mas akan bawa kamu ke rumah sakit. Bertahan ya, Sayang.”
Kepanikan Habibi yang berlarian menyiapkan segala sesuatunya untuk persalinan Habibah sempat menarik perhatian Kuro. Hewan nokturnal yang sedang ronda keliling rumah mencari jangkrik itu seolah ikut menyalurkan semangat pada Habibi dengan pandangan sok bijak, I feel you, Bro. It's your turn to be a father.
Kuro memang sudah menjadi bapak kucing setelah beberapa bulan lalu Shiro melahirkan tiga bayi kucingnya dengan selamat. Mereka diberi nama Midori, Akai, dan Aoi. Lalu ada seekor lagi anak hasil hubungan Kuro dengan kucing calico dari kompleks sebelah. Kero, nama anak dari madu Shiro itu ditelantarkan ibunya setelah lebih memilih hidup bersama Lord Oyen. Meski begitu, Shiro tak segan membagikan ASI-nya untuk Kero.
Beralih dari drama perkucingan itu, kini Habibah yang telah dilarikan ke rumah sakit pun segera dibawa ke ruang bersalin. Di depan ruang tunggu tersebut, Habibi tak bisa berhenti mondar-mandir selagi perasaannya diliputi harap-harap cemas.
Untaian doa tak putus dipanjatkannya. Berharap istri serta calon bayi kembar mereka selamat.