7 hari sebelumnya.
Hiwar sudah memecahkan tiga gelas dalam pekan ini. Dan pecahan gelas di ruang tamu, menandakan kejadian keempat.
Mala menghela nafas panjang. Siapa lagi kalau bukan Hiwar. Anak itu banyak maunya, tapi fisiknya membatasi geraknya. Mala selalu berbaik sangka, anak itu hanya tidak sengaja menyenggol gelas di ujung meja dengan lambaian tangannya saat mengayuh kursi roda. Tapi kejadian sebenarnya, Mala tak ingin tahu lebih banyak.
“Hiwar? Kamu di mana?”
Terdengar lenguhan pendek dari arah kamar belakang. Anak itu pasti sudah merebahkan dirinya di ranjang. Akhir-akhir ini, dia kerap menolak bantuan. Terutama dari Mala, bila dia sedang tidak enak hati. Anak itu mungkin merindukan ayahnya. Atau bisa jadi mama-nya. Foto wanita itu masih disimpan Hiwar di meja komputernya. Selalu bersih dari debu, tidak seperti perabot lainnya di rumah ini.
Mala melemparkan tas punggung ke kursi tamu dan dengan berjingkat menghindari pecahan gelas, mencari sapu di dapur. Melintasi kamar Hiwar dan memastikan anak itu sudah berbaring di ranjang. Ternyata dia depan komputer, tanpa menyalakan lampu kamar.
Mala mengurungkan niatnya ke dapur, memasuki kamar Hiwar dan menyalakan lampu.
“Sudah Bunda bilang, kalau main komputer, lampu harus menyala. Dan pakai kaca matamu.”
Hiwar tidak mengindahkan Mala. Tangannya masih menari-nari di atas keyboard. Mala gemas melihat tingkah anak sembilan tahun di hadapannya. Kalau anak kandungnya sendiri, pasti sudah dicubitnya atas tiga kesalahan. Memecahkan gelas, main komputer tanpa lampu menyala dan tidak memakai kaca mata. Ditambah satu lagi, pasti dia belum makan siang. Mala belum mengecek makanan yang sudah disiapkannya di meja makan.
“Hiwar!”
“Ayah sudah tiga hari di Semarang!”
Mala mengernyitkan kening. Bagaimana anak ini bisa tahu? Bahkan Bigar tidak memberitahunya rutenya pekan kemarin. Dia pergi dengan marah.
“Dia akan menelpon nanti malam.”
“Dia tidak akan menelpon Bunda,” sahut Hiwar.
“Bagaimana kau yakin?”
“Telponnya hilang di Semarang, “ sahut Hiwar.
Mala mendekati Hiwar. Hiwar meraih kacamata dan memakainya. Akhirnya dia menurut juga. Atau sylinder matanya akan semakin bertambah karena terlalu sering menatap komputer.