Pagi-pagi sekali, seorang penduduk lokal yang tengah mengayuh sepeda dibuat kaget dengan suara klakson mobil dari jurang. Kedua alisnya mengernyit dan segera menepikan sepeda. Dengan langkah tergopoh ia mencoba melihat ke bawah, matanya seketika membulat melihat mobil terbalik di bawah sana.
Tanpa pikir panjang, ia kembali mengayuh sepeda dan meninggalkan suara klakson yang masih terdengar untuk mencari pertolongan. Tidak kurang dari tiga kilometer, lelaki paruh baya itu melihat satu rombongan penduduk tengah bersepeda.
"Hoy!" teriaknya dengan napas terengah. "Hoy! Ada mobil terbalik di sana!" teriaknya lagi hingga membuat rombongan tadi berhenti.
"Apa yang terbalik?" tanya salah satu dari mereka.
"Mobil. Ayo cepat!"
"Telepon polisi," ucap seorang lelaki berambut gondrong dengan kumis dan jenggot tebal melingkari bibirnya.
Sekuat tenaga mereka mengayuh sepeda menuju ke tempat yang diucapkan si pelapor. Tanpa diskusi, mereka semua berlari ke bawah dan segera menolong keluarga Sophia. Rupanya, yang menekan klakson adalah Yusuf yang baru tersadar saat seekor monyet berteriak di telinganya.
Mereka berhasil mengeluarkan Yusuf dan Shafiyah. Kemudian dua dari mereka terkejut hingga nyaris berteriak, ketika melihat Sophia yang berada lebih dari lima meter di belakang mobil. Gadis itu tergeletak tanpa busana. Seluruh tubuhnya dipenuhi goresan luka yang diakibatkan oleh ranting-ranting pohon kecil. Rupanya, dua pemuda semalam ingin membuang Sophia. Entah apa yang membuat mereka menghentikan aksi bejad itu.
"Ya Allah!" teriak salah satu orang yang baru saja datang melihat kondisi Sophia. Ia bergegas menuju mobil dan berusaha menemukan kain penutup untuk gadis itu. Sementara dua orang lagi, berusaha memastikan bahwa Sophia masih bernapas.
"Tutupi dia." Lelaki berperawakan kurus segera membalut Sophia dengan selimut yang ditemukannya dari mobil. Air matanya jatuh melihat betapa mengenaskan kondisi tubuh gadis itu. Ia tahu persis apa yang menimpa remaja malang itu. Sekuat tenaga ia mengangkat tubuh Sophia yang tak bergerak untuk keluar dari rerumputan. Sementara kedua orang tuanya sudah dibawa ke tepi jalan orang yang lain. Mereka menunggu bantuan datang sambil terus memastikan kalau ketiga orang itu masih bernapas.
Dua puluh menit menunggu, terdengar suara sirine mendekat. Polisi diikuti tiga ambulans datang untuk menyelamatkan kelurga Sophia.
Sementara petugas medis mengangkat tubuh para korban, tiga orang petugas polisi mulai bekerja. Mereka ingin memastikan, apakah yang dialami oleh keluarga tersebut.
Orang pertama yang menemukan mobil keluarga itu segera diinterogasi. Disusul dengan rombongan yang tadi membantu. Mereka semua adalah saksi saat ini.
Setelah mendengar keterangan mereka semua, garis polisi dipasang. Ditambah dengan kesaksian bahwa Sophia telah dilecehkan, kini polisi memiliki kasus cukup besar yang harus diselesaikan.
Penduduk lokal yang akan memulai aktivitas tampak memenuhi tempat kejadian. Mereka bertanya-tanya apakah yang terjadi? Hingga salah seorang dari mereka memberitahukan kebenarannya.
Semua orang tercengang. Desa mereka yang tenang dan sejuk, kini dipenuhi kekhawatiran. Kabar menyebar dengan cepat. Dari satu mulut ke mulut yang lain, tak jarang ada yang menambah bumbu untuk membuat ketakutan yang mendengarnya.
Mendekati tengah hari, mobil wartawan berdatangan. Berita hangat yang harus mereka tayangkan di televisi. Setelah mewawancara para saksi di kantor polisi, kini mereka menyodorkan mikrofon dan berbagai pertanyaan pada penduduk yang masih ada di tempat kejadian.
"Tidak ada yang mendengar suara apa pun. Tempat ini cukup jauh dari pemukiman." Salah seorang dari mereka menjelaskan. "Apalagi kalau kejadiannya menjelang magrib. Di sini sudah pasti tidak ada yang melintas. Mungkin ada beberapa kendaraan yang akan berlibur dan menginap di Glamping, Situ Patenggang, tapi kalau posisinya di bawah, mereka pasti tidak menyadari juga."
Polisi juga sedikit kesulitan saat melakukan investigasi. Tidak ada saksi mata, juga tidak ada jejak ban di aspal, yang menandakan pengemudi tidak sempat menginjak rem sebelum kecelakaan terjadi. Hal itu menimbulkan tanda tanya, apa sebenarnya yang mengakibatkan musibah itu. Sementara tiga orang korban yang menjadi saksi kunci, masih dalam penanganan medis di Kota Bandung.
Hari itu ditutup dengan rasa penasaran yang menyelimuti semua orang. Termasuk wartawan dan polisi.