Gimana nggak mau jatuh ke lubang yang sama kalau di jorokin ke tempat itu terus.
•••
Pipi gadis itu kian memerah seiring gelak tawa yang tertuju pada dirinya juga pada seorang lelaki yang tersenyum kecil. Shareena sudah yakin kalau kini pipinya melebihi kepiting rebus.
Ia tersipu malu menyembunyikan raut wajahnya ketika teman-teman satu kelasnya menjadikan ia bahan ledekan, tentunya sepaket dengan mantannya, Cakra.
"Reen, kata Cakra mau nggak balikan sama dia?" Itu suara Aldo yang sedari tadi meledek Reena dan Cakra.
"Berisik ah, Do!" sentak Reena tapi tak urung pipinya merona.
Aldo dan gerombolannya tergelak puas, "aduh si eneng malu-malu meong."
Reena melirik ke arah Aldo dengan tatapan tajam seakan meminta lelaki itu menghentikan ucapannya.
"Udah lah, nggak usah diladenin Reen."
Reena mendelik ke arah Aletta, "tapi gue malu tau,"
Aletta menyolek lengan Reena dan meminta Reena menatap ke arah lain, ke arah Cakra.
"Noh, dia aja kalem gitu kok. Santai lah."
Reena terus menatap Cakra yang terkadang justru terkekeh menanggapi godaan dari Aldo dan teman-temannya. Lelaki itu sama sekali tidak terlihat kesal apalagi marah.
Reena menghembuskan napasnya, seketika ia teringat kenangannya bersama Cakra. Bagaimana sikap tenang Cakra bisa mengembalikan mood-nya yang rusak parah.