Flora berlari kecil menuju rumah neneknya. Sambil sesekali memandang bungkusan plastik yang berisi kue. Flora masih terlihat sabar. Dia bisa menahan diri supaya tidak memakan kue itu di jalan. Tidak sampai lima menit dia sudah sampai di depan rumah.
Pintu rumah terbuka lebar, “Nenek,” panggil Flora, “Flo dapat kue dari Bundanya Bumi.”
“Salam dulu saat masuk rumah, Flo.”
Flora tersenyum, “Assalamualaikum…”
“Walaikumsalam… Hemmm, Kuenya sepertinya enak.” Nenek berkomentar.
Semua orang tahu Tante Ratih jago membuat aneka macam kue kering. Setiap mau lebaran, setiap orang pasti meminta bantuan Tante Ratih untuk membuat kue-kue kering. Berbagai macam kue kering bisa dibuatnya, seperti nastar, putri salju, kastengel dan aneka kue kering lainnya.
“Nenek mau?” Flo mengambil satu kue dan memberikan ke neneknya.
“Kamu coba dulu. Keras tidak?”
Flora akhirnya memasukkan kue itu ke dalam mulutnya. Dia menggigit dengan gigi serinya yang besar-besar dua di depan seperti gigi kelinci.
“Langsung lumer di mulut. Nenek pasti suka,” ucap Flo.
Flora mengambil satu kue lagi dan memberikannya kepada nenek. Kali ini neneknya menerima kue tersebut dan memasukan ke dalam mulutnya.
“Enak, kan, Nek?” tanya Flora.
“Enak sekali. Kamu pasti sudah lapar ya? Ganti seragammu dulu, Flo. Habis itu kamu bisa makan siang. Nenek yakin kamu tidak akan kenyang bila hanya memakan satu bungkus kue.”
“Benar sekali, Nek. Perut Flo ini terlalu banyak lacinya. Jadi, butuh asupan makanan yang banyak.”
Flora beranjak menuju kamarnya untuk berganti pakaian. Saat pintu kamar Flo terbuka. Ruangan berukuran tiga kali tiga meter itu terasa sangat penuh. Boneka berbentuk macam-macam rupa berjajar tidak hanya di atas tempat tidurnya. Rak kayu setinggi satu setengah meter di samping tempat tidur Flora juga berisi boneka. Namun, dari begitu banyak boneka yang dimilikinya Flora paling menyukai boneka panda besar yang hampir mengambil porsi tempat tidurnya.
“Hallo, Pan,” sapa Flora kepada boneka kesayangannya. Flora sering kali bercerita apa saja kepada boneka Panda itu. Bila sedang sedih Flora hanya bisa memeluk si Pan, panggilan akrab buat Panda. Kalau senang pun Pan lah yang pertama tahu.
Tidak butuh waktu lama akhirnya Flora selesai berganti pakaian dan langsung menuju ruang makan. Nenek sudah menunggunya, Flo juga membawa kue kering yang diberikan oleh Tante Ratih, Bundanya Bumi.