Half of Me!

lede.K
Chapter #4

Bagian 3

Shindu yang sedang tenang menatap langit kamarnya tiba tiba dikagetkan dengan gebrakan keras dari pintu kamarnya. Shindu yang terkejut buru buru membuka pintu kamarnya.

"Bro gue nginep disini. Gue udah bilang sama mama katanya boleh." kata Dewa yang muncul dibalik pintu sambil menarik turunkan alisnya.

"Mama siapa?" Tanya Shindu sedikit kesal.

"Lo kalo ngomong dikit tapi bikin gue sedih ya," saut Dewa dengan raut sedih.

"Gak gitu maksud gue Wa," jawab Shindu merasa bersalah.

Dan saat itulah Shindu baru menyadari jika dirinya telah dikibuli oleh aktor setengah jadi itu dengan mimik sedihnya. Dewa langsung berhambur ke kasur Shindu. Tidur tengkurap dengan merentangkan tangannya tanpa melepas sepatu yang dia pakai.

Shindu hanya diam. Walaupun sedikit emosi, tapi stok kesabaran Shindu masih cukup banyak jika untuk sahabatnya yang satu ini. Shindu menutup pintu kamarnya dan mendekat ke kasur yang telah dia bersihkan tadi.

"Anjir kasar," protes Dewa saat kakinya ditendang Shindu.

"Sepatu," jawab Shindu tanpa ekspresi.

"Hehe ya maap bro kan seneng banget gue ketemu lo. Jadi ya lupa semuanya," jawab Dewa disertai cengiran.

"Seneng ketemu gue apa seneng bisa makan sama nginep gratis?" Tanya Shindu sambil menatap sinis.

"Dih kata mama lo gak papa kok. Lagian nih nyet mama lo kalo masak itu porsi orang se RT. Kan kalo gak dimakan malah dosa, kalo dosa nanti kena ajap, kalo kena ajap nanti matinya susah. Jadi gak makan sama dengan matinya susah." Tutur Dewa panjang lebar.

"Mau lo makan sampe gak bisa berdiri bukan urusan gue. Tapi masalah ranjang?" Suhut Shindu kesal.

"Bilang aja lo napsu ama gue," kata Dewa. Berharap jika emosi Shindu terpancing dengan kalimatnya tadi Dewa pun berdiri dari kasur lalu berpose memeluk dirinya sendiri. Seperti seorang korban laki laki gay. Tetapi jawaban Shindu jauh diluar dugaannya

"Ngelindur lo uh ah mulu jadi ganti sprei lagi gue."

"Mimpi basah kok tiap tidur sama gue. Yang gak normal sia-" Kalimat Shindu berakhir karena Dewa melempar sepatu kepadanya. Tapi bukannya marah Shindu malah tertawa semakin kencang. Ia menyambut dengan santai kalimat pancingan dari Dewa. Memang aneh pola pertemanan mereka.

Shindu menyengka air matanya karena terlalu banyak tertawa. Ia berdiri lalu berjalan ke arah pintu dan keluar kamar

***

"Apa iya cowok kayak gitu gay?"

Gumam Rea sambil menutup novel. Kalimat tersebut sedari tadi sudah mengusik fokusnya. Shindu dimana mana selalu tersenyum, ketika ada wanita yang mendekatinya dia merespon sangat hangat, terlihat dari sorot matanya. Shindu juga punya banyak teman laki laki, tapi kenapa dia kemana mana harus sendiri?

Tebar pesona sana sini. Sikapnya yang kelewat ramah itu banyak membuat orang salah faham. Saat berbicara dengan wanita tidak pernah menggunakan nada tinggi, poin utamanya adalah si lawan bicaranya selalu mendapatkan senyuman menawannya.

Lihat selengkapnya