Bab 1 Kapan Menikah?
Apa yang kalian pikirkan jika mendengar pertanyaan keramat, "Kapan Menikah?"
A. Sakit hati sampai ingin membenturkan kepala sendiri.
B. Tersenyum kecut sambil makan kacang.
C. Nangis di pojokan sambil sesenggukan.
D. Dongkol dan ingin mencekik orang yang bertanya.
Yapp! Kuyakin jawaban kalian pasti beragam. Pasalnya, semua orang pasti memiliki jawaban dan presepsi yang berbeda tergantung kebutuhan. Tapi bagiku ... dengan tegas aku akan memilih jawaban D.
Kenapa? Karena aku sering merasa dongkol ketika ada yang bertanya 'Kapan Menikah?', 'Kapan Nyusul?', dan pertanyaan sejenisnya padaku. Rasanya tuh nyelekit sampai ke ulu hati.
Dan kalau saja hukum dan agama tak melarangku untuk mencekik manusia-manusia bermulut lemes itu, mungkin aku sudah melakukannya sejak dulu sampai mereka merasakan bagaimana kekurangan oksigen.
Aku geram bukan main, hanya karena aku sudah hampir menjadi anggota 'Thirty Club' alias kepala tiga, alias tiga puluh tahun dan sekarang aku jomblo, orang-orang jadi seenak jidatnya melontarkan pertanyaan menyebalkan "Kapan Menikah?" .
Apa mereka tidak punya otak? Jika saja menikah bisa dilakukan sendiri, aku sudah melakukannya sedari dulu tanpa mereka suruh. Dasar payah!.
Memangnya kenapa sih harus buru-buru menikah? Apa takut keburu kiamat sehingga tidak bisa melakukan esek-esek, lalu menetaskan mahluk-mahluk kecil penghuni baru muka bumi ini.
Seperti itu? Hey Bambang dan Sukriyem!!! jika kalian hanya berpikir nikmatnya saja lebih baik kalian urungkan niat kalian untuk menikah. Jika tidak bisa, maka setidaknya hargailah kaum jomblo yang belum menikah. Dengan cara diam, mingkem, gak usah banyak omong. Menurutku itu lebih bijaksana ketimbang wara-wiri mencampuri urusan kaum Thirty Club.
Menyusahkan saja!
Jakarta, 22 Juni 2020
Setyana, Gadis yang kenyang dengan pertanyaan klasik "Kapan Menikah".
—o0o—
Seorang wanita bertubuh sedikit gempal dengan iris mata coklat, alis tebal, rambut pendek sebahu, pipinya kembung seperti kue cubit, bibirnya mungil dan hidungnya mancung seperti perosotan TK, serta dagunya lancip seperti lebah menggantung. Usianya 30 tahun kurang lima hari. Sebut saja namanya Setyana! Kalau mau lebih singkat, boleh dipanggil Nana.
Berbicara karirnya, Nana tidak terlalu beruntung. Pasalnya dia baru saja kena PHK dari perusahaan yang menaunginya selama kurang lebih tiga tahun bekerja sebagai Staf Development. Sungguh miris memang, di saat situasi pandemi seperti ini dia harus kena imbasnya juga.
Semakin miris ketika dirinya juga menyandang status jomblo. Sudah jomblo, menganggur pula. Ibarat kata sudah jatuh tertimpa tangga pula. Entah seperti apa perasaannya sekarang. Yang jelas tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata.
Gadis itu menjomblo sekitar dua tahun yang lalu. Status jomblonya karena dicampakkan oleh seseorang yang menjadi pacarnya semenjak SMA. Lelaki payah yang berhasil membuat Nana agak sedikit trauma dengan yang namanya cinta apalagi pernikahan.
Kala itu sepulang dari kantornya, Nana menyempatkan diri untuk ke kedai kopi dan berniat membelikan kekasihnya kopi agar bisa diminum bersama saat telah sampai di apartemennya.
Kebetulan lelaki itu katanya mau mampir ke apartemen Nana, jadi Nana memutuskan untuk membelikan kopi dan beberapa camilan buat si pujaan hatinya.
Namun belum sempat hal itu terjadi, Nana memergoki kekasihnya tengah duduk bermesraan dengan seorang perempuan seksi berbalut gaun minim khas wanita penggoda di Kafé tersebut.
Saingannya itu sangat cantik, bahkan lebih cantik dari bidadari. Mungkin dia blasteran Indonesia - Surga, makanya bisa secantik itu. Bagaimana tidak, saingan Nana itu memiliki tubuh ramping dengan dada dan pinggul yang besar, kulitnya putih mulus bak porselen. Bibirnya tebal seperti milik Angelina Jolie, rambutnya lurus menjuntai dan yang paling penting dia seksi.
Laki-laki mana yang tidak akan menegang jika dihadapkan dengan wanita seperti saingan Nana itu. Pasti akan klepek-klepek menatapnya.
Perbandingan Nana dan saingannya itu memang cukup ketara, seperti langit dan kerak bumi atau seperti matahari dan Pluto, alias Jauuuhhh.
Pantas kalau kekasihnya berpaling darinya. Mana ada yang tahan sih dengan Nana, si gadis gempal yang super bawel dan maha pengatur. Meski demikian, bukan berarti Nana harus dicampakkan layaknya sampah rumah tangga, atau diinjak-injak seperti rumput liar.