Halte Harmony

Utep Sutiana
Chapter #10

BAGIAN 2 - PERTENGKARAN KECIL

Armielda


“Aku dapat kontrak pemotretan exlusive,” ujarku bersemangat. Berharap mendapat simpati dari Adrian yang kini sedang duduk berhadapan denganku di sebuah kafe.

Sekadar coffee break berdua setelah lelah menjalani aktivitas pemotretan yang tak kunjung selesai. Adrian datang ke tempat pemotretan padahal aku tidak sekalipun memberitahukan keberadaanku. Mungkin dapat info dari tempat kerjaku.


Adrian marah merasa diabaikan. Ia meneleponku beberapa kali, katanya. Tentu saja aku tidak mengangkatnya, bukankah ponselku sengaja terus kutinggal di rumah?


Adrian tidak menanggapi ucapanku. Ia sedang memutar-mutar ponselnya sebagai bentuk pelampiasan rasa kecewanya. Wajahnya tampak memerah, memendam kemarahan yang bertumpuk.


“Aku tahu, kamu tidak akan senang mendengarnya,” ucapku lagi melemah. Jujur dalam hati aku kecewa.


“Berapa nilai nominalnya?” sekali ini Adrian bicara seolah tertarik dengan apa yang kini kudapat. Benarkah?


“Maksudmu, nilai kontraknya?”


“Ya,” pendek saja jawabannya. “Nolnya tujuh digit? Delapan digit?”


“Kamu terlalu merendahkanku, Adri. Kamu sepertinya tidak senang dengan pencampaianku.” Ada rasa kesal di dalam dadaku. Kekasihku sedang meremehkan eksistensiku. 


“Aku bisa memberikan kamu lebih dari itu, Miel,”


Nyaris aku tersedak. Kata-katanya mampu menyilet perih perasaanku. Aku tahu, Adrian adalah dokter spesialis yang penghasilannya jauh lebih banyak dari kontrak exlusive-ku sekalipun.

Namun, ini perihal perjuangan yang telah kurintis sejak lama. Aku bukan tipe perempuan yang selalu ingin menggantungkan diri kepada lelaki.

Aku ingin mandiri. Dan, tentu saja ini adalah mimpi kesekian yang harus kuraih, sementara jalannya sudah terbuka lebar di hadapanku. Aku hanya tinggal masuk.


Mimpi pertamaku sebagai guru, kandas. Lantas, apakah mimpi keduaku sebagai model harus kandas juga? Aku belum mau melepaskannya.


“Kamu membuatku tersinggung, Adri.”


“Aku tidak bermaksud demikian. Maksudku baik. Aku ingin menikahimu dan menjadikanmu perempuan yang tidak usah repot berpeluh-peluh hanya untuk mendapatkan uang dan popularitas. Maafkan aku bila kata-kataku menyinggung.”


“Aku tahu maksudmu baik. Beri aku waktu dan biarkan aku bebas sementara waktu di dalam duniaku, Adri.”


Lihat selengkapnya